Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 15 Agustus 2024 | 12:58 WIB
Waka Kesiswaan SMAN 8 Yogyakarta, Slamet Nugroho memperlihatkan foto Keynina Evelyn Candra, paskibraka HUT ke 79 RI di IKN di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (15/8/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Siswi kelas XI SMAN 8 Yogyakarta, Keynina Evelyn Candra berhasil terpilih menjadi salah satu anggota pasukan pengibar bendera (paskibraka) HUT ke 79 RI di IKN pada 17 Agustus 2024 besok. Namun kebahagiaan tersebut tercoreng dengan munculnya polemik pelarangan hijab paskibraka yang disampaikan Badan Ideologi Pancasila (BPIP).

Pihak sekolah pun menyayangkan kebijakan yang baru saja diputuskan tersebut. Sebab selama bertahun-tahun sekolah mengirimkan siswanya sebagai paskibraka di berbagai upacara HUT RI, baik di tingkat Kota Yogyakarta maupun nasional, tidak pernah ada kebijakan larangan berhijab bagi paskibraka.

"Jadi sampai sekarang kita belum ada informasi apapun, ya mungkin hanya dari media sosial itu yang ramai yang membahas tentang [larangan hijab paskibraka] itu. Tetapi secara resmi kami belum mendapat berita apapun

Sekolah menyayangkan kebijakan itu karena selama ini tidak pernah ada larangan [berhijab]," papar Waka Kesiswaan SMAN 8 Yogyakarta, Slamet Nugroho saat ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (15/8/2024).

Baca Juga: Jual Rokok Eceran Dilarang, Penjual di Yogyakarta Khawatir Kehilangan Pelanggan

Menurut Slamet, pihak sekolah tahun ini mengirimkan tiga siswanya sebagai paskibraka di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Evelyn yang sehari-hari berhijab terpilih menjadi paskibraka di tingkat nasional.

Pihak sekolah sudah menyiapkan seleksi paskibraka sejak kelas X. Dan sejak akhir Juli 2024 lalu, siswi asal Yogyakarta tersebut terpilih mengikuti karantina paskibraka di IKN.

Namun sekolah belum mendapatkan kabar lagi terkait proses karantina, termasuk dari orang tua Evelyn. Karenanya pihak sekolah belum bisa mengkonfirmasi larangan tersebut pada Evelyn. Mereka tidak diperkenankan berkomunikasi selama Evelyn dikarantina.

"Dan bagaimana sikap dari anak didik kami, kami juga belum tahu, karena kan sejak awal dikarantina sampai saat ini kami juga tidak bisa berkomunikasi dengan anak tersebut," ujarnya.

Slamet menambahkan, sejak dulu tidak pernah ada larangan hijab dalam program paskibraka. Banyak paskibraka yang selama ini menggunakan jilbab saat menjalankan tugasnya.

Baca Juga: Amankan Wilayah IKN, TNI AU Pastikan Radar Siap Deteksi Penerbangan Gelap

Namun pihak sekolah tidak akan mempermasalahkan bila Evelyn memilih membuka hijab. Sebab hal itu terkait dengan religi masing-masing.

"Ya monggo, kalau misalnya si anak itu mau mengikhlaskan diri untuk lepas jilbab ya kami tidak bisa memaksa untuk mempertahankan tetap mengenakan jilbab, tapi misalnya anaknya itu merasa terpaksa ya alangkah baiknya kami meminta kepada pemerintah atau pihak pihak terkait agar anak itu tetap pakai, biarlah mereka berjilbab karena itu hak mereka," tandasnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More