SuaraJogja.id - Mahasiswa tidak melulu soal ruang kuliah dan nilai yang mengesankan. Ada kalanya, mahasiswa mampu memberikan sumbangsih bagi lingkungan sekitarnya.
Seperti yang dilakukan komunitas Lokalogi di UGM. Komunitas yang terdiri dari mahasiswa berbagai jurusan ini ikut terjun memilah dan mengelola sampah di lingkungan kampus.
Ketua Lokalogi UGM, Yudhistira Wiranusa Sumantri menuturkan bahwa tujuan mereka sederhana, ikut berkontribusi mengatasi persoalan sampah di kampus dan di DIY. Berawal dari kepedulian para anggota Pramuka UGM terhadap isu sampah yang semakin mendesak.
"Pembentukan ini awalnya kami dari Pramuka UGM merasa perlu adanya tindakan nyata terhadap masalah sampah yang kian mengancam," kata Yudhistira, dalam keterangan tertulis yang dikutip SuaraJogja.id, Minggu (8/9/2024).
Mahasiswa prodi Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil, Fakultas Teknik ini mengatakan setelah melalui perencanaan matang, Lokalogi dibentuk pada tahun 2023. Setelah setahun, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup pada tanggal 5 Juni 2024 lalu, Lokalogi pun resmi diluncurkan dalam sebuah acara di Balairung UGM.
Lokalogi juga telah melaksanakan beberapa kegiatan penting sejak peluncurannya. Salah satu kegiatan utama mereka di tahun ini adalah pengelolaan sampah pada acara besar di UGM.
"Kami terlibat dalam dua event besar UGM di tahun ini, yaitu Pionir dan Gelex. Pada Pionir, kami mengelola sampah bersama dengan para volunteer sekitar 93 orang, dan pada Gelex dengan 144 orang anggota," ungkapnya.
Dalam mengelola sampah acara Gelex, Lokalogi menerapkan konsep reduce waste to landfill. Konsep dilakukan dengan mengurangi secara signifikan sampah yang terbuang ke landfill atau TPA.
Lokalogi sendiri menjaga titik tempat sampah terpilah dan mengedukasi sekitar 10.000 pengunjung setiap harinya. Disampaikan Yudhistira, timbulan sampah yang paling banyak yakni wadah makanan dan minuman yang berupa sampah plastik dan kertas.
Baca Juga: Dari Rafael Alun ke Kaesang: Mampukah KPK Buktikan Taji Lawan Gratifikasi 'Orang Dalam'?
Yudhistira bilang Lokalogi mengklasifikasikan sampah menjadi tiga kategori utama yaitu organik, anorganik, dan residu. Sampah organik, yang mencakup sisa makanan dan bahan-bahan biologis lainnya.
Biasanya sampah organik akan digunakan sebagai pakan untuk makhluk hidup atau diolah menjadi kompos. Sampah anorganik, yang terdiri dari plastik, kertas, dan logam, diserahkan kepada mitra daur ulang seperti Daur C, Torsi, dan Duitin.
Sementara sampah residu, yaitu sampah yang tidak dapat didaur ulang akan dikumpulkan dan dikelola oleh pihak ketiga seperti PIAT. Edukasi kepada panitia acara dan peserta dalam memilah dan mengolah sampah pun dilakukan.
Diakui Yudhistira sejauh ini tantangan terbesar yang dihadapi oleh Lokalogi adalah tentang meningkatkan kesadaran. Baik mahasiswa dan masyarakat terutama terkait dengan pentingnya pemilahan sampah.
"Kami masih menemui banyak mahasiswa yang kurang peduli terhadap pengelolaan sampah, terlebih pada mahasiswa yang membuat acara-acara besar di UGM," ujarnya.
"Beberapa dari mereka masih sering meninggalkan sampah sembarangan setelah acara, panitia nya pun kurang memberikan regulasi pengelolaan sampah. Itu yang menjadi tantangan sekaligus motivasi kami," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KA Bangunkarta Tabrak Mobil & Motor di Prambanan: 3 Tewas, Penjaga Palang Pintu Dinonaktifkan
-
Wasiat Terakhir PB XIII: Adik Raja Ungkap Pesan Penting Suksesi Keraton
-
Pembunuh Wanita di Gamping Ditangkap, Ditemukan di Kuburan usai Minum Racun Serangga
-
Dari Lurik Hitam hingga Tangga Imogiri: Kisah Para Penandu yang Jaga Tradisi Pemakaman Raja
-
Ramai Klaim Penerus Tahta, Adik Paku Buwono XIII Ungkap Syarat jadi Raja Keraton Surakarta