SuaraJogja.id - Tak juga mendapatkan kepastian, puluhan warga Bong Suwung akhirnya menggeruduk Kantor PT KAI Daop 6 Yogyakarta di Lempuyangan, Yogyakarta, Selasa (24/9/2024). Menolak sterilisasi Bong Suwung dalam waktu dekat, warga menuntut ada kenaikan kompensasi bila mereka digusur dari kawasan Stasiun Yogyakarta tersebut.
Sejatinya PT KAI dalam audiensi bersama perwakilan warga berencana memberikan kompensasi sebesar Rp 200 ribu per meter persegi untuk bangunan semi permanen. Sedangkan untuk bangunan yang permanen mendapatkan kompensasi sebesar Rp 250 ribu per meter persegi. Mereka masih ditambah uang pengganti angkutan sebesar Rp 500 ribu.
Namun warga menuntut kompensasi jauh lebih besar dari hitungan PT KAI. Warga yang memiliki warung menuntut adanya kompensasi sebesar Rp 30 juta per orang dan warga penghuni di kawasan tersebut sebesar Rp 20 juta per orang.
"Kami juga menghitung bahwa kebutuhan untuk mendirikan warung kembali selama setahun adalah sekitar Rp 30 juta per orang, dan untuk yang lainnya adalah sekitar Rp 20 juta per orang. Namun, semua ini ditolak [PT KAI]," papar kuasa hukum Aliansi Warga Bong Suwung, Restu Baskoro di sela aksi.
Baca Juga: Sowan ke Sultan, Menhub Budi Karya Akan Ubah Fasad Stasiun Yogyakarta dan Lempuyangan
Restu menyebutkan, Warga Bong Suwung juga menolak sterilisasi dalam waktu dekat. Warga mengklaim, penundaan harus dilakukan karena ada surat dari DPRD Kota Yogyakarta dan Ombudsman RI (ORI) DIY karena ada indikasi maladministrasi.
Warga Bong Suwung seharusnya berhak mendapatkan jaminan atas kehidupannya. Namun, sampai sekarang, negara dan korporasi tidak menunjukkan tanggung jawab sosial yang nyata. Jika ini terus dibiarkan, nasib warga Bong Suwung akan terabaikan. Mereka sudah tidak memiliki tempat tinggal, padahal telah bekerja di sana selama puluhan tahun.
"Jangan salahkan jika di masa depan muncul banyak masalah sosial seperti kriminalitas, karena warga kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan. Jangan salahkan jika mereka menduduki kantor-kantor pemerintahan," ungkapnya.
Restu menambahkan, tuntutan warga Bong Suwung sebenarnya sangat sederhana. Mereka hanya meminta tambahan kompensasi alih-alih biaya bongkar bangunan.
Sebab saat ini ada 164 jiwa warga yang tinggal di kawasan emplacement atau kompleks jalur rel Kereta Api (KA) untuk menyimpan, menyortir dan bongkar muat di Stasiun Yogyakarta tersebut. Bahkan dengan tambahan jumlah pekerja, maka ada sekitar 226 jiwa yang bergantung hidupnya.
"Tidak ada kompensasi untuk pindah ke tempat lain atau untuk membuka usaha kembali," ujarnya.
Meski tak ada kesepakatan, warga harus memberikan keputusan untuk disterilisasi dari Tanah Kasultanan atau Sultan Ground tersebut maksimal Jumat (26/9/2024) pukul 15.00 WIB. Eksekusi belum akan dilakukan pasca keputusan tersebut.
Karenanya warga Bong Suwung pun mencoba meminta solusi pada Pemkot Yogyakarta. Sebab penawaran opsi pemagaran untuk mencegah orang berkeliaran di sepanjang rel juga ditolak oleh KAI.
"Kami diberi waktu hingga Jumat untuk memberikan jawaban, meskipun eksekusi penggusuran belum pasti kapan akan dilakukan. Eksekusi harus menunggu surat dari pemerintah. Setelah ini kami menuju ke Wali Kota. Mengenai sterilisasi, menurut KAI itu adalah hak mereka karena masuk dalam kawasan KAI. Namun, kami tidak tahu untuk kepentingan apa sterilisasi itu dilakukan. Tidak ada kejelasan apakah untuk pengembangan atau hal lain," imbuhnya.
Warga Diberi Tenggat Waktu Jumat Sore
PT KAI memastikan sterilisasi kawasan Bong Suwung jalan terus. Salah satu BUMN tersebut bahkan memberikan tenggat waktu Jumat (27/9/2024) besok bagi warga untuk memutuskan besaran kompensasi yang akan diberikan pada mereka.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
-
Bocor! Jordi Amat Pakai Jersey Persija
-
Sri Mulyani Ungkap Masa Depan Ekspor RI Jika Negosiasi Tarif dengan AS Buntu
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
Terkini
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh
-
BRI Dukung UMKM Sanrah Food Berkembang dari Warung ke Ekspor Global