SuaraJogja.id - udah bukan rahasia bila kaum difabel mendapatkan perlakuan yang diskriminatif. Hak-hak mereka bahkan seringkali tidak terpenuhi oleh pengambil kebijakan.
Kondisi ini semakin parah dialami kaum difabel perempuan. Mereka bahkan kerap kali mengalami multidiskriminasi atau diskriminasi berlapus. Sistem patriarki yang memposisikan perempuan pada kelompok gender yang nomor dua membuat perempuan dengan disabilitas jelas berada di bawah posisi itu.
"Perempuan disabilitas bisa tiga sampai empat kali lipat mengalami diskriminasi," ujar Guru Besar Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga, Marmunah dalam Bedah Buku "Menakar Hak Pendidikan Perempuan Penyandang Disabilitas" di Yogyakarta, Jumat, (4/10/2024) kemarin.
Kemungkinan putus sekolah kaum difabel perempuan pun bisa berkali-kali lebih besar daripada anak laki-laki dari latar belakang yang sama. Akibatnya, peluang mereka untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas semakin kecil.
Baca Juga: Pameran Seni 'Under The Sun' di ARTOTEL Yogyakarta, Gandeng Perupa Wisuaji Putu Utama
Tak hanya soal pendidikan, pekerjaan pun jadi masalah yang lebih besar bagi perempuan disabilitas. Banyak pihak yang mempersulit mereka mendapatkan pekerjaan karena melihat kondisi fisik.
"Kurangnya kesempatan pada bidang pendidikan, pekerjaan, dan masih banyak lagi membuat mereka mengemban multi diskriminasi yang sebenarnya mereka mempunyai hak dan kesempatan yang sama. Karenanya pendidikan bagi kaum difabel, termasuk para perempuan disabilitas harus jadi perhatian sehingga mereka memiliki akses yang sama," katanya.
Sementara Ketua Umum PP Aisyiyah, Salmah Orbayinah mengungkapkan, organisasi perempuan Muhammadiyah tersebut sejak dini memberikan akses pendidikan kepada siapapun, termasuk kaum disabilitas. Aisyiyah mendirikan Taman Kanak-kanak (TK) Inklusif yang bisa diakses anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).
"Kami menerima siswa-siswa yang berkebutuhan khusus," ujarnya.
Aisyiyah juga mendukung program-program bagi kaum disabilitas. Diantaranya melalui kerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dalam penanganan kekerasan pada anak disabilitas.
Baca Juga: Ada Tiga Ruas Jalan di Kota Yogyakarta yang Dilakukan Pemeliharaan Berkala, Perhatikan Lokasinya
"Selain itu pemberian pelatihan bahasa isyarat dan dukungan ekonomi bagi kaum disabilitas," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Beda Pendidikan Luna Maya dan Maxime Bouttier: Ternyata Satu Sekolah, Kini Mantap Menikah?
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
40 Siswa Madrasah Ditetapkan Sebagai Duta Moderasi Beragama
-
Pendidikan Aviani Malik: Jurnalis TV Jadi Korban Catcalling saat Debat Pilkada, Respons Elegannya Dipuji
-
Cara Perusahaan Holding Asuransi Bidik Generasi Emas 2045
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Emiten Leasing Boy Thohir PHK Ribuan Pekerja dan Tutup Kantor
-
Prediksi Robby Darwis: Timnas Indonesia vs Jepang, Kevin Diks Jadi Kunci?
-
Nilai Tukar Rupiah Merosot Pagi Ini Jelang Rilis Neraca Perdagangan
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Pemerintah Mau Hapus BPHTB Hingga Permudah Izin Pembangunan
Terkini
-
Kasus Anjing Gigit Warga di Cangkringan Berakhir Damai, Korban Terima Tali Asih
-
Bawaslu Yogyakarta Surati Tiga Paslon Terkait Pelanggaran Ribuan APK
-
Perahu Terbalik Digulung Ombak, Seorang Nelayan Ditemukan Tewas di Pantai Watulumbung Gunungkidul
-
Gugatan Kepada PT KAI Berlanjut, Keraton Yogyakarta Ingatkan Kepemilikan Lahan Kasultanan
-
Sambut Natal dan Tahun Baru, Yogyakarta Marriott Hotel Suguhkan Keajaiban Bawah Laut hingga Ragam Paket Spesial