SuaraJogja.id - Calon bupati, wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota menandatangani deklarasi Pilkada Damai "Jogja Nyawiji Awasi Pemilihan 2024" di Yogyakarta, Jumat (11/10/2024) sore.
Dari 28 kandidat, dua calon Wali kota Yogyakarta dan calon Wakil Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo dan Hasto Wardoyo serta calon Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih absen tak mengikuti proses penandatanganan deklarasi damai tersebut.
Calon Wakil Wali Kota Jogja, Wawan Harmawan saat dikonfirmasi mengungkapkan, Hasto Wardoyo sebenarnya datang dalam deklarasi damai tersebut. Namun dia tidak ikut tandatangan deklarasi karena harus menghadiri agenda lainnya.
"Pak Hasto tadi hadir, tapi karena sudah ada jadwal yang sudah dibuat sebelumnya, jadi harus komit akan hal itu. Tapi Pak Hasto sangat mendukung deklarasi damai," paparnya, Jumat.
Hal senada disampaikan calon Wali Kota Jogja Afnan Hadikusumo yang menyatakan jika wakilnya, Singgih Raharjo sebenarnya sempat datang untuk ikut deklarasi damai. Namun karena sudah ada janji, maka dia pergi duluan tanpa tandatangan.
"Ada janjian sama warga jadi pamit duluan," ujarnya.
Sementara Koordiv P2H Bawaslu RI, Lolly Suhenty mengungkapkan, Pilkada yang damai itu dimulai dari keramahan, keterbukaan terhadap perbedaan sehingga tidak menimbulkan caci maki, perpecahan. Namun yang sering terjadi, banyak oknum membuat perbedaan yang tajam antara politik dengan kehidupan sehari hari.
"Akibatnya manipulasi, cacian dan ujaran kebencian dianggap aib dalam kehidupan sehari hari, tapi dianggap boleh dalam politik," tandasnya.
Karena itu diharapkan deklarasi damai tersebut menjadi komitmen paslon untuk saling menjaga dan saling mengingatkan. Jika tetap bandel, maka masyarakat diminta melaporkan ke Bawaslu.
Baca Juga: Sirekap Digunakan Lagi saat Pilkada, Sejumlah Hal Penting Ini Perlu Diperhatikan KPU
"Bawaslu yang akan melakukan penanganan pelanggaran," ujarnya.
Terpisah, Sekda DIY, Beny Suharsono menambahkan, Pemda DIY berupaya memastikan setiap tahap pemilu berjalan lancar, dengan turut menyediakan sumber daya yang dibutuhkan. Selain itu, pemerintah daerah harus memastikan netralitas ASN dan perangkat pemerintahan, mulai dari level provinsi sampai desa.
"Selain itu memfasilitasi kampanye yang sehat dan damai," ujarnya.
Bawaslu pun harus menjaga integritas pemilu dari segala bentuk pelanggaran. Sedangkan aparat pemerintahan, baik TNI maupun Polri, harus bersikap tegas, namun tetap netral, menjaga kondusifitas tanpa keberpihakan.
"Para pasangan calon, juga memiliki peran tak kalah besar, dengan mengedepankan visi dan ide, menjaga kesantunan, mematuhi regulasi dan menghindari narasi provokatif," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik