SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan analisis beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya stunting di wilayah dengan laporan kasus tertinggi seperti di wilayah Kelurahan Selopamioro, Kecamatan Imogiri.
"Ada beberapa faktor yang nanti kami akan lakukan analisis lagi, termasuk penyebab yang lain adakah faktor-faktor yang berperan terjadinya stunting di Selopamioro," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Agus Tri Widiyantara di Bantul, Selasa.
Dia mengatakan, berdasarkan hasil intervensi yang dilakukan pemerintah per Juni 2024, kasus stunting di Bantul masih ada sekitar 11-an persen, pihaknya tidak merinci data tersebut per kecamatan, namun terbanyak ada di wilayah Imogiri yang secara spesifik di Kelurahan Selopamioro.
Ada sekitar 180 kasus stunting di wilayah Selopamioro yang selama ini menjadi salah satu perhatian pemerintah untuk terus ditanggulangi. Dia menyebut terdapat berbagai faktor yang berperanan terjadi stunting di Selopamioro.
"Mungkin yang pertama dari segi faktor sosial ekonomi juga berperan, kemudian juga sarana transportasi di sana juga relatif lebih sulit dibandingkan dengan daerah yang lain," katanya.
Dia juga mengatakan, bahkan terjadinya stunting yang dialami bayi di daerah tersebut bisa dikaitkan dengan kebiasaan atau tradisi yang dilakukan masyarakat setempat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, yang lebih mementingkan dan mengutamakan keguyuban.
"Maksudnya, di sana kalau ada hajat, jadi lebih mementingkan untuk bisa menyumbang ke tetangga-tetangganya, dibandingkan untuk kebutuhannya sendiri. Sehingga kadang-kadang, malah balitanya sendiri, mungkin dari sisi makanannya belum terpenuhi standarnya," katanya.
Lebih dia mengatakan, meski demikian dari hasil intervensi stunting yang hingga Juni ada 11 persen tersebut, secara umum di wilayah Bantul mengalami penurunan dari sebelumnya yang sekitar 12 persen.
"Kalau dibandingkan dengan hasil survei kesehatan itu memang lebih kecil, karena kan kalau survei itu sampling, sementara kalau intervensi dilakukan di seluruh wilayah di Bantul sehingga datanya lebih akurat lagi," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Bantuan dari BRI Telah Jangkau Lebih dari 70 Ribu Masyarakat Terdampak di Sumatera
-
Korupsi Bupati Sleman, Kuasa Hukum Tegaskan Peran Raudi Akmal Sesuai Tugas Konstitusional DPRD
-
Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Sleman Tutup Usia
-
5 Armada Bus Jakarta-Jogja Murah Meriah untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang