Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 02 November 2024 | 15:12 WIB
Mengenal Penyakit Gondongan (Freepik)

SuaraJogja.id - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) Prof. Tjandra Yoga Aditama menyarankan otoritas kesehatan untuk melakukan Penyelidikan Epidemiologis (PE) untuk menganalisa penyebab merebaknya penyakit gondongan dan cacar air yang terjadi secara bersamaan secara mendalam.

“Yang amat perlu diwaspadai adalah kalau memang benar ada peningkatan dua penyakit sekaligus di berbagai daerah di Indonesia,” kata Prof Tjandra dikutip dari Antara, Sabtu (2/11/2024).

Merespon adanya temuan kasus gondongan dan cacar air pada anak yang terjadi berbarengan di salah satu sekolah di Tangerang Selatan, Tjandra menilai adanya PE dapat membantu pemerintah mengetahui secara pasti fenomena apa yang sedang terjadi di lapangan.

Hal ini mengingat kedua penyakit berasal dari penyebab yang berbeda dan bagian tubuh yang diserang pun turut berbeda.

Baca Juga: Lebih Murah dan Kreatif, Inovasi Canthing Kertas Dongkrak Daya Saing Batik Kulon Progo

Adapun lima hal yang perlu diperhatikan adalah kedua penyakit tersebut sama-sama utamanya menyerang usia anak-anak dan memiliki gejala demam yang amat mudah menular. Meski demikian, keduanya relatif ringan dan dapat sembuh dengan baik dalam hitungan hari.

“Amat jarang sekali penyakit berkembang menjadi berat dan mengancam kesehatan. Kemudian tersedia vaksin untuk kedua penyakit ini, yang tentunya tersedia di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di negara kita, walau memang bukan atau belum masuk program nasional program pengembangan imunisasi,” katanya.

Langkah lain yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah menganalisis kebenaran atas adanya kenaikan kasus di berbagai daerah. Sebab, bisa terdapat kemungkinan di Indonesia sedang terjadi perubahan pola penyakit atau karena meningkatnya sensitifitas surveilans.

Selanjutnya apabila sudah dipastikan adanya burden of diseases problem maka perlu segera di informasikan ke publik, baik untuk menenangkan dan memelihara kewaspadaan masyarakat dan anak-anak yang sakit harus mendapat penanganan kesehatan yang optimal.

“Pemerintah perlu memastikan situasi yang terjadi dan segera melakukan penanggulangannya,” ujar dia.

Baca Juga: Langgar Aturan, Bawaslu Tertibkan Lebih dari 2000 APK dari Tiga Paslon Pilkada Kulon Progo

Prof Tjandra menyampaikan bahwa orang tua harus waspada apabila anak-anaknya mengidap gejala dua penyakit tersebut, dan memastikan anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

Sementara pada pihak sekolah, ia meminta agar kewaspadaan terus ditingkatkan. Apabila ditemukan beberapa kasus serupa di kelas, pengelola sekolah perlu segera mengkoordinasikannya dengan puskesmas atau petugas kesehatan yang ada.

“Semoga masalah dua penyakit yang ada sekarang ini segera dapat diatasi dengan baik, apalagi ini terjadi pada 100 hari pertama pemerintah baru kita sekarang ini,” ujar Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.

Sebelumnya, marak berita di media sosial soal puluhan siswa di SMPN 8 Tangerang Selatan terkena cacar air. Hal ini membuat pihak sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh selama dua minggu guna mencegah penularan lebih lanjut.

Sebagai bentuk tindak lanjut dari temuan kasus tersebut, Kemenkes mengatakan akan segera menerbitkan Surat Edaran (SE) Kewaspadaan Penyakit Cacar Air (Varicella) dan Gondongan (Mumps).

Dinkes Kulon Progo Lakukan Penyelidikan

Terpisah, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini tengah mengintensifkan penyelidikan epidemiologi tren meningkatnya kasus parotitis atau gondongan terhadap anak di wilayah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo, Kamis, mengatakan tren kasus parotitis meningkat pada Agustus 2024 (minggu 33) dengan distribusi kasus ada di beberapa wilayah, salah satu wilayah dengan laporan kasus terbanyak adalah Puskesmas Temon II.

"Selanjutnya dilakukan penyelidikan epidemiologi di wilayah dan didapatkan hasil bahwa kasus parotitis terjadi penularan di sekolah dan juga kontak di lingkungan rumah," kata Sri Budi.

Selain itu, lanjut dia, peningkatan kasus parotitis juga terjadi di beberapa wilayah puskesmas lainnya, sehingga semua puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus parotitis.

"Kami sudah mengeluarkan imbauan kepada puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus parotitis," katanya.

Sri Budi mengatakan upaya pencegahan dan penanggulangan kasus parotitis di Kabupaten Kulon Progo, yakni melaksanakan kajian tren kasus mingguan melalui kajian tim epidemiologi kabupaten (TEK) beserta puskesmas.

"Setiap hari Selasa pagi untuk memantau peningkatan kasus penyakit potensial KLB salah satunya adalah parotitis," katanya.

Load More