SuaraJogja.id - Dokter spesialis anak Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Fitrisia Amelin Sp.A mengatakan orang tua perlu memperhatikan kondisi anak dengan sindrom nefrotik atau gangguan pada ginjal agar tidak kambuh dengan mencegah infeksi pada anak.
“Kalau orang tua yang pertama kali mungkin dia perlu mengidentifikasi apa sih yang biasa menyebabkan kambuh pada pasien. Biasanya itu paling sering itu infeksi saluran nafas atas, batuk pilek,” kata Fitri dikutip dari Antara.
Fitri mengatakan gejala bengkak yang sering terjadi pada anak ketika batuk pilek juga mesti diwaspadai sebagai gejala kekambuhan sindrom nefrotik. Infeksi lainnya seperti infeksi saluran kemih juga menjadi faktor kondisi nefrotik bisa relaps.
Fitri juga memberi saran agar sindrom nefrotik tidak gampang kambuh adalah dengan memastikan gigi tidak ada yang bolong karena bisa menjadi sumber infeksi bagi anak.
“Kemudian pemberian obat cacing 6 bulan sekali itu juga dianjurkan agar anak-anak diberikan sesuai dengan jadwal, kemudian untuk yang biasa infeksi saluran nafas, pastikan telinganya tidak ada masalah apalagi ada gejala-gejala telinga berdenging diharapkan itu dikontrol,” kata Fitri.
Fitri juga mengatakan orang tua perlu memperhatikan asupan nutrisi yang baik dan gizi yang seimbang untuk anak agar tidak ada perkembangan penyakit akibat gizi kurang. Serta perlu dipantau berat badan agar tidak terjadi obesitas agar tidak sering terjangkit infeksi.
Untuk anak yang sudah terkena sindrom nefrotik, rutin mengonsumsi obat selama empat minggu juga menjadi keharusan untuk mencegah sindrom kembali kambuh.
Rata-rata, anak-anak akan mengalami satu kali relapse atau satu kali kambuh, sebanyak 90 persen pasien akan merespon dengan pengobatan steroid yang diberikan dan hanya ada 10 persen yang tidak respon, sehingga membutuhkan tambahan pengobatan seperti obat untuk mencegah kebocoran ginjal.
Yang membuat sindrom nefrotik menjadi bahaya, kata Fitri, ketika orang tua melihat anaknya sembuh dengan obat seperti steroid namun membeli obat tambahan sendiri tanpa pengawasan dokter, membuat kondisi ginjal anak semakin memburuk.
“Hasil dari kekambuhan itu tidak kita evaluasi sehingga kadang kondisi ginjal semakin memburuk tidak diketahui akhirnya pasien datang dengan tidak pipis, hipertensinya berat, bengkak seluruh tubuh, ketika diperiksa kondisi ginjal menurun, itu yang bisa menuju ke arah bahaya,” kata Fitri.
Berita Terkait
-
5 Tips Merawat Kucing Sphynx Seperti Milik Fuji, Salah Satu Ras Termahal
-
Jangan Tunggu Berdecit! Begini Cara Jitu Rawat Kampas Rem Motor
-
Daftar 9 Jurusan Kuliah dengan Tingkat Pengangguran Lulusan di Atas 50 Persen, Jangan Asal Jadi Sarjana!
-
Tanggal 12 November Hari Apa? Ini Sejarah Hari Ayah Nasional
-
11 Herbal untuk Kolesterol yang Bantu Jaga Kesehatan Jantung, Mudah Ditemukan
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Daftar Petinggi Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Viral Usai Video Razia RM Padang
- Penampilan Happy Asmara Saat Manggung Jadi Omongan Warganet: Semakin Hari Kelihatan Perutnya...
- Kecurigaan Diam-diam Paula Verhoeven sebelum Digugat Cerai Baim Wong: Kadang Chat Siapa Sih?
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
Pilihan
-
Emiten Makanan Cepat Saji KFC Gigit Jari, Kini "Jagonya" Rugi
-
Prabowo Hapus Utang UMKM, Bikin Rugi Bank?
-
Politisi Gerindra Usul TNI Jadi Petugas Haji, Segini Gajinya
-
Terkuak! Ini Sosok Striker Keturunan yang Segera Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Punya Darah Medan!
-
Batubara Ekspor Sumber Global Energy Dikomplain Vietnam karena Tak Sesuai Nilai Kalori
Terkini
-
Tips Agar Sindrom Nefrotik Tidak Mudah Kambuh
-
Intensitas Hujan Makin Tinggi, BPBD Bantul Minta Warga Hindari Kawasan Rawan Longsor
-
Bawaslu Temukan Kasus Kampanye Hitam di Media Sosial Terkait Pilkada Kulon Progo
-
Ingin Berobat, Ibu Asal Semanu Ini Justru Jadi Korban Pelecehan Seksual
-
Aksi Begal Payudara Meresahkan Warga di Sleman, Polisi Pastikan Kejar Para Pelaku