Pele menyebut, perahu yang dipakai para nelayan DIY rata-rata didatangkan dari Kebumen karena urung ada produksinya di dalam wilayah Kota Gudeg. Sementara, perahu tersebut didatangkan ke DIY melalui jalur darat yang tentunya membutuhkan biaya pengangkutan dan perjalanan yang tak sedikit.
"Ya lewat jalur darat. Bukan lautlah," terangnya.
Sementara, untuk menangkap ikan juga membutuhkan peralatan yang tidak sedikit dan mahal harganya. Karena jika ingin menangkap ikan sepanjang tahun maka harus menyediakan peralatan sesuai dengan musimnya.
Seperti saat ini di pantai wilayah Gunungkidul tengah musim gurita yang bisa ditangkap dengan cara memancing. Tentu para nelayan juga harus membeli peralatan memancing yang sesuai dengan spesifikasinya.
Ketika musim lobster nelayan juga harus menggunakan jaring yang sesuai dengan karakter menangkap lobster. Belum lagi ketika musim Ikan layur, terus ikan dalam yang sangat laku untuk pasar ekspor. Tentu alat-alat tersebut harus mereka miliki semua agar bisa tetap mencari ikan sepanjang tahun.
"Jadi alatnya harus menyesuaikan musim. Kalau diestimasi ya jumlahnya bisa Rp200-300 juta agar bisa punya semuanya. Oiya itu juga belum untuk mesin perahunya. Untuk mesin perahu tempel minimal nelayan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 24 juta," tambahnya.
Gaya Hidup Hedon
Sebenarnya, walau butuh biaya besar untuk melaut, Pele menyebut bila dapat jackpot para nelayan bisa meraup untung yang juga sepadan.
Ia mengungkapkan para nelayan di sisi Barat Pantai Gunungkidul yang biasanya berlabuh di pelabuhan Pantai Gesing memang memiliki ciri khas selalu mencari ikan yang bisa terserap pasar ekspor. Tak jarang para nelayan bisa mengantongi hasil hingga Rp10 juta untuk sekali melaut dari pukul 04.00 WIB hingga sore hari.
Baca Juga: Perahu Terbalik Digulung Ombak, Seorang Nelayan Ditemukan Tewas di Pantai Watulumbung Gunungkidul
Sayangnya, hasil yang besar tersebut kerap kali menguap dengan mudah. Ia menyebut hasil Rp10 juta ataupun Rp2 juta bisa langsung habis hanya dalam satu hari saja.
Pele menyebut banyak dari para nelayan yang masih terbiasa hidup hedon. Beberapa menghabiskan penghasilan dari melaut untuk memuaskan hobi karaoke hingga main perempuan.
"Ya tidak bisa kami pungkiri. Perilaku itu ada. Dapat 10 ataupun 2 juta habis dalam sehari itu sering banget," tambahnya.
Pele mengaku prihatin dengan kebiasaan sejumlah nelayan tersebut. Menurutnya para nelayan memang perlu mendapatkan pendampingan peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama untuk memanajemen keuangan mereka.
Hal senada juga diungkapkan oleh ketua nelayan Pantai Baron, Sugeng. Dia mengakui memang ada beberapa nelayan yang langsung menghabiskan uang hasil tangkapan melaut dengan cara berfoya-foya. Namun dia mengklaim itu hanya sebagian kecil saja.
"Ya ada. Itu hanya sedikit kok," tambahnya.
Berita Terkait
-
Keluhan Bertahun-tahun Tak Digubris, Pedagang Pantai Kukup Gunungkidul Sengsara Akibat Parkir
-
DPD Golkar Gunungkidul Pecat Kader AMPI karena Dukung Paslon Selain Endah-Joko
-
Geger, Remaja Diduga Klitih Diamankan Warga di JJLS Gunungkidul
-
Jumlah Nelayan Meninggal Saat Melaut Semakin Banyak, DKP Sebut Tak Ada yang Tercover Asuransi
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Mengulik Festival Angkringan Yogyakarta 2025, Dorong Transformasi Digital Pasar dan UMKM Lokal
-
Ironi Distribusi Sapi: Peternak NTT Merugi, Konsumen Jawa Bayar Mahal, Kapal Ternak Jadi Kunci?
-
Rejeki Nomplok Akhir Pekan! 4 Link DANA Kaget Siap Diserbu, Berpeluang Cuan Rp259 Ribu
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag