SuaraJogja.id - Tumpukan sampah tampaknya kini jadi pemandangan yang lumrah ditemui di beberapa sudut Kota Yogyakarta. Kondisi itu setidaknya sangat terasa sejak Pemda DIY memutuskan menutup secara permanen TPA Piyungan pada 1 Mei 2024 lalu.
Pasalnya usai ditutup secara permanen, tiga kabupaten dan kota yang selama ini mengandalkan TPA Piyungan sebagai jalan terakhir pembuangan sampah, dipaksa untuk melakukan pengelolaan sampahnya secara mandiri.
Kota Yogyakarta dengan luasan wilayah paling kecil menghadapi tantangan berat. Meskipun kini perlahan sudah ada pengelolaan sampah secara bertahap, nyatanya hal itu masih belum optimal.
Seorang warga di Gowongan Kidul, Jetis, Kota Yogyakarta, Arya mengaku cukup kesulitan untuk membuang sampah. Setidaknya setelah pemerintah daerah resmi menutup TPA Piyungan.
Jika dulu ada pengepul yang rutin berkeliling hampir setiap hari untuk mengangkut sampah, kini gerobak sampah itu pun jarang datang untuk mengambil sampah di lingkungannya.
Seminggu sekali atau lebih bahkan gerobak sampah itu baru datang mengambil sampah di kampungnya. Padahal produksi sampah rumah tangga cukup tinggi mengingat ada lima orang di satu rumah itu.
"Kalau di sini biasanya njagakke tukang sampah tapi sekarang udah enggak rutin lagi ngangkutnya. Intinya susah sih," kata Arya.
Kondisi itu berbeda ketika TPA Piyungan masih dibuka. Kala itu, mereka bisa mengandalkan gerobak sampah yang datang secara rutin atau membuang ke depo terdekat.
"Kalau dulu cukup rutin diangkut sampah rumah tangganya, kira-kira tiap dua hari sekali. Buang sampah ke depo juga bisa kapan saja," ungkapnya.
Baca Juga: Pembangunan TPST Donokerto Capai 72 Persen, Diproyeksi Kelar Akhir Tahun Ini
Sebenarnya di kampungnya memang ada pula berbagai upaya untuk pengelolaan sampah. Baik untuk sampah anorganik berupa bank sampah maupun organik dengan biopori maupun losida (lodong sisa dapur). Namun upaya-upaya itu dinilai belum cukup efektif untuk mengatasi persoalan sampah di lingkungannya. Mengingat lahan dan kapasitas yang tak seberapa.
"Karena kapasitas dua jenis fasilitas pengelolaan sampah rumah tangga itu minim. Jadi nggak bisa mengakomodasi banyaknya sampah rumahan," tuturnya.
Arya hanya berharap ada pemetaan ulang lebih menyeluruh untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Yogyakarta.
"Ya mungkin berupa riset misalnya. Kalau di perkotaan itu tingkat kepadatan pemukiman lumayan tinggi, apalagi juga pusat-pusat bisnis. Depo yang di area sekitar juga nggak banyak," tandasnya.
Upaya Pemkot Yogyakarta
Persoalan sampah di Kota Yogyakarta sempat menjadi sorotan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq. Menteri LH geram usai melihat tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau depo Mandala Krida beberapa waktu lalu.
Berita Terkait
-
Inovasi Warga Cokrodiningratan Selesaikan Persoalan Sampah di Hulu Lewat Maggot Ndalem Sawo
-
Setelah TPA Piyungan Ditutup, DLH Sleman Lakukan Berbagai Strategi Pengelolaan Sampah
-
Bayi Dijual Rp55 Juta di Jogja, Dua Oknum Bidan Diciduk Polisi
-
Gedung Barunya Senilai Rp7,24 M, Puskesmas Pakualaman bakal Layani Pasien di sekitar Lokasi Wisata
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi