Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 13 Desember 2024 | 11:44 WIB
Seorang warga melintasi sejumlah lokasi pembuangan sampah liar di Jalan Pasiraman, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Rabu (4/12/2024). (dok.Istimewa)

"Karena kapasitas dua jenis fasilitas pengelolaan sampah rumah tangga itu minim. Jadi nggak bisa mengakomodasi banyaknya sampah rumahan," tuturnya.

Arya hanya berharap ada pemetaan ulang lebih menyeluruh untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Yogyakarta

"Ya mungkin berupa riset misalnya. Kalau di perkotaan itu tingkat kepadatan pemukiman lumayan tinggi, apalagi juga pusat-pusat bisnis. Depo yang di area sekitar juga nggak banyak," tandasnya. 

Upaya Pemkot Yogyakarta

Baca Juga: Pembangunan TPST Donokerto Capai 72 Persen, Diproyeksi Kelar Akhir Tahun Ini

Persoalan sampah di Kota Yogyakarta sempat menjadi sorotan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq. Menteri LH geram usai melihat tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau depo Mandala Krida beberapa waktu lalu.

Pengambil sampah dari depo-depo di Kota Yogyakarta sendiri diketahui memang dilakukan setiap hari kecuali hari libur. Namun hal itu belum maksimal, mengingat kondisi Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) milik Pemkot Yogyakarta yang belum berjalan optimal.

Adapun saat ini Pemkot Jogja memiliki empat TPST 3R yakni Nitikan, Kranon, Karangmiri dan Sitimulyo. Dari empat lokasi itu, total sampah yang bisa diolah baru berkisar 140 ton saja per hari sedangkan produksi sampah mencapai 200 ton per hari.

Dalam FGD Strategi Komunikasi Publik tentang Pengelolaan Sampah melalui Media Massa dan Media Sosial yang digelar Pemkot Yogyakarta beberapa waktu lalu, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko mengatakan bahwa tanggung jawab pengelolaan sampah ada pada setiap warga.

Baik dari level rumah tangga hingga ruang usaha yang ada di Kota Yogyakarta. Setiap individu harus memiliki kesadaran dan berkontribusi dalam penanganan sampah.

Baca Juga: Klaim Pengelolaan Sampah Masih Bagus, Pemkab Gunungkidul Bakal Siagakan 100 Pekerja Jaga Kebersihan Saat Nataru

"Di hulu ada Gerakan Zero Sampah Anorganik melalui peran 689 bank sampah dan Gerakan Organikkan Jogja dengan metode biopori telah menyasar kurang lebih 20.000 KK," kata Haryoko.

Load More