SuaraJogja.id - Pembangunan proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Kelok 23 yang menghubungkan Bantul dan Gunungkidul yang dikebut mulai November 2023 lalu berdampak pada lingkungan warga di Jalan Parangtritis Km 26, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek. Saat hujan deras turun, luapan lumpur dan air dari kawasan tersebut sampai ke lingkungan warga.
Karenanya Komisi C DPRD DIY pun melakukan pemantauan ke kawasan pembangunan JJLS Kelok 23 pada Rabu (08/1/2025) pasca mendapatkan aduan dari warga Kalurahan Parangtritis beberapa waktu lalu. Dari hasil peninjauan tersebut ditemukan ada dugaan kesalahan analisa dari Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional (Satker PJN) sebagai pelaksana.
Pembangunan proyek tersebut tidak memperhatikan potensi lumpur bekas galian tanah dan genangan air mengalir. Akibatnya saat hujan turun maka lumpur dan air mengalir ke pemukiman dan jalan warga.
"Jelas pada saat perencanaan [JJLS Kelok 23] ada yang salah dengan analisanya," papar Ketua Komisi C DPRD DIY, Nur Subiyantoro disela peninjauan, Rabu Siang.
Baca Juga: Kemenpar Utamakan Wisata Bersih, BOB Siapkan Kawasan Malioboro dan Parangtritis Jadi Percontohan
Karenanya Satker PJN diminta segera melakukan perbaikan dan menangani masalah luapan air dan lumpur tersebut. Sebab setiap terjadi luapan, warga kesulitan melintas di jalan tersebut.
Padahal proyek JJLS Kelok 23 ini akan dilakukan selama 720 hari kerja hingga Oktober 2025 mendatang. Anggarannya pun cukup besar hingga mencapai Rp 305 Miliar. Maka dikhawatirkan persoalan yang sama akan terus terjadi, terutama saat musim penghujan bila tidak segera ditangani.
"Memasuki musim hujan, tekstur tanah harus diperhatikan. Satker JPN harus menangani potensi luapan tersebut dalam minggu ini. Apalagi hujan masih panjang sampai Januari-Februari [2025]. Kami tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan pada masyarakat," tandasnya.
Sementara Kepala Satker PJN DIY, Tisara Sita menjelaskan luapan lumpur dan air yang terjadi di Jalan Parangtritis memang karena dampak dari JJLS Kelok 23. Karena itu pihaknya telah melakukan pembersihan sedimen di jalan nasional dan jalan desa di sekitar proyek JJLS Kelok 23.
"Kami melakukan pembersihan di Jalan Parangtritis untuk saluran dari sedimen. Sedimen itu memang terbawa arus air saat hujan dengan intensitas tinggi," jelasnya.
Baca Juga: Tabrakan dengan Rombongan Touring Motor Sport di Kawasan JJLS Gunungkidul, Warga Purworejo Tewas
Satker juga sudah membangun tanggul untuk mengantisipasi luapan tanah dan air dari proyek tersebut. Selain itu dilakukan antisipasi agar tidak terjadi pergerakan tanah di lereng-lereng yang ada dengan menempatkan beberapa pondasi bore pile.
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Apakah Lumpur Lapindo Benar-Benar Berhenti?
-
Kondisi Lumpur Lapindo Kini, Konten Kreator Ini Ungkap Kengeriannya: Seseram Ini
-
Aksi Lumpur-lumpuran Gibran di Lokasi Banjir Disamakan dengan Jokowi: Gorong-gorong Part 2
-
Demi Atasi Banjir, Ketua DPRD DKI Ingin Jakarta Tiru Kuala Lumpur Bangun Terowongan Air
-
Bye-Bye Jerawat! 4 Langkah Mudah Pakai Clay Mask untuk Kulit Mulus
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
Suap Tanah Kas Desa Trihanggo Terungkap, Lurah dan Pengusaha Hiburan Malam Ditahan
-
Tunggu Hasil Mediasi Mangkubumi, Warga RW 01 Lempuyangan Tolak Pengukuran Rumah PT KAI
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara