SuaraJogja.id - Program relokasi Teras Malioboro (TM) 2 dari eks Kantor Dinas Pariwisata DIY yang berada di sebelah utara kantor DPRD DIY ditutup Selasa (14/1/2025). Sebagian besar pedagang sudah membongkar lapak mereka untuk pindah ke kawasan baru, baik di Beskalan maupun di Ketandan, Kota Yogyakarta.
Namun sebanyak 375 pedagang Teras Malioboro (TM) 2 dari Paguyuban Tridharma masih ngotot bertahan tidak pindah ke kawasan baru. Sebagian mereka bahkan masih nekat berjualan di kawasan TM 2 dan tidak melakukan pembongkaran lapak.
Padahal kawasan baru TM 2, baik di Beskalan maupun di Ketandan sudah mulai dibuka pada Rabu (15/1/2025). Dua kawasan baru tersebut menampung 1.041 pedagang dari TM 2 yang lama.
Para pedagang beralasan mereka belum mengikuti undian untuk ditempatkan di kawasan baru. Karenanya mereka memilih tetap berjualan di kawasan lama meski tenggat waktu tinggal beberapa jam kedepan hingga pukul 24.00 WIB.
Baca Juga: Pemda DIY Pindahkan Lapak Jualan Teras Malioboro 2 ke Ketandan, Pedagang Harapkan Jualan Lebih Laku
"Tidak ada kesepakatan sama UPT [Malioboro], jadi kami belum ikut undian di lapak baru," ujar salah seorang pedagang TM 2 dari Paguyuban Tridharma, Suparjilah ditemui lokasi, Selasa Siang.
Pedagang yang sudah berjualan lebih dari 15 tahun ini mengklaim pengundian lapak yang dilakukan Pemkot Yogyakarta melalui UPT Malioboro atau UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta tidak transparan. Dalam pengundian yang dilakukan beberapa waktu lalu, sebanyak 70 pedagang disebut mendapatkan keistimewaan.
Mereka diduga bisa memilih lapak, baik di Ketandan maupun di Beskalan tanpa harus mengikuti undian. Bahkan bisa memilih lorong yang diinginkan di lantai 1.
"Undiannya tidak transparan dan tidak adil. Di ketandan, ada lapak yang tidak bagus, jadinya ada [70 pedagang] yang minta ke Beskalan [tanpa diundi]," akunya.
Karena belum juga mendapatkan lapak, Ia bersama sejumlah pedagang akan nekat berjualan di kawasan Malioboro. Mereka juga akan menghadap Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta untuk meminta kejelasan nasib.
Baca Juga: Pengundian Kios Tengah Dilakukan, Pedagang Teras Malioboro 2 Bersiap Direlokasi
Sebab Pemkot dinilai hanya memperhatikan paguyuban lain. Sedangkan pedagang dari Paguyuban Tridharma tidak diperhatikan nasibnya.
Berita Terkait
-
Libatkan Istri jadi Tukang Palak, Preman Pemeras Tukang Sayur di Bekasi Ternyata Budak Narkoba
-
Keluhkan Penjualan Merosot, Pedagang Mainan di Pasar Gembrong: Lebaran Sudah Nggak Berpengaruh
-
Pedagang Pasar Khawatir Omzet Bisa Anjlok Gegara Kebijakan Kemasan Rokok Polos
-
Sempat Dibekukan, IHSG Hari Ini Ditutup Anjlok 3,84 Persen ke 6.223
-
Semarakkan HUT DIY, Pameran Produk Unggulan Wirausaha Desa Preneur Digelar
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu