SuaraJogja.id - Tingkat kemiskinan di DI Yogyakarta kurun waktu September 2024 menurun secara signifikan. Hal itu diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) DIY dalam Konferensi Pers yang dihelat di kantor setempat, Rabu (15/1/2025).
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati menyebutkan ada sejumlah faktor angka kemiskinan di DIY turun. Faktor pertama adanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat dari triwulan III-2024 terhadap triwulan III-2023 sebesar 5,05 persen (y-on-y).
"Memang ada perkembangan sosial ekonomi yang menguntungkan ya. Termasuk tingkat inflasi [di DIY] yang terkendali," ujar Herum ditemui di kantornya.
Ia menjabarkan bahwa Inflasi selama September 2023 - September 2024 sebesar 1,85 persen (y-on-y). Sementara itu inflasi selama Maret 2023 - Maret 2024 sebesar 2,95 persen (y-on-y).
Menukil dari data yang disampaikan BPS, penduduk miskin di DIY pada September 2024 berjumlah 430,47 ribu orang. Sementara pada Maret 2024 BPS mencatat jumlah warga miskin di DIY mencapai 445,55 ribu orang.
"Sehingga ada penurunan sekitar 15,1 ribu orang," kata Herum.
Ia juga menjelaskan jika membandingkan dalam satu tahun terhitung pada Maret 2023 ke Maret 2024, jumlah warga miskin di DIY menurun sebesar 18 ribu orang. Di mana diketahui pada Maret 2023 jumlah warga miskin berkisar 448,47 ribu orang.
Herum mengungkapkan faktor menurunnya jumlah warga miskin itu tidak hanya ada peran dari inflasi dan juga pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, bantuan sosial dari pemerintah pusat selama Januari-September 2024, lalu tingkat pengangguran yang turun 0,21 persen (Agustus 2023-Agustus 2024) juga memberikan perannya.
"Neraca perdagangan di 2024 juga surplus sebesar US$29,3 juta. Dan juga Nilai Tukar Petani [NTP] menurun sebesar 2,59 persen," katanya.
Baca Juga: Persentase Kemiskinan Tertinggi di Jawa, DPRD Desak Pemda DIY Maksimalkan Pemanfaatan Danais
Turunnya angka kemiskinan tersebut diakui memang kerja dari semua pihak untuk mensejahterakan ke rakyat. Herum tak menampik bahwa kemiskinan di DIY memang tidak bisa dientaskan secara cepat, maka dari itu adanya penurunan di 2024 kemarin dirinya optimistis bahwa kesejahteraan warga Jogja bisa dicapai.
Berita Terkait
-
Romy PPP: Kebijakan Trump Jadi Biang Kerok Badai Ekonomi Global!
-
Mahasiswa Resah Lihat Situasi Ekonomi era Prabowo, Sindir dengan Bagi-bagi Beras ke Rakyat
-
Komisi XI Yakin Sri Mulyani Mampu Selamatkan Ekonomi Nasional di Tengah Ketidakpastian Global
-
Makin Melorot, Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,7 Persen
-
975 Ribu UMKM Dibantu KUR BRI, Rp42 Triliun Disalurkan Dukung Penguatan Ekonomi
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Memutuskan Pindah Homebase Musim Depan, Dua Tim Promosi Angkat Kaki
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp60 Jutaan: Pilihan untuk Keluarga Baru, Lengkap Perkiraan Pajak
Pilihan
-
Geely Auto Luncurkan Galaxy Cruiser, Mobil Berteknologi Full AI di Auto Shanghai 2025
-
Jakmania Bersuara: Lika Liku Sebarkan Virus Orange di Kandang Maung Bandung
-
Ikuti Jejak Doan Van Hau, Bintang Thailand Kena Karma Usai Senggol Timnas Indonesia?
-
Hasil BRI Liga 1: Dibantai Borneo FC, PSIS Semarang Makin Terbenam di Zona Degradasi
-
5 Rekomendasi HP dengan Kecerahan Layar Maksimal di Atas 1000 Nits, Jelas dan Terang di Luar Ruangan
Terkini
-
Jabatan Penting di Sleman Segera Diisi, Bupati Sleman Prioritaskan Eselon 3 dan 4
-
Bupati Sleman "Diwanti-wanti" Sultan: Pesan Mendalam di Balik Gelar Baru dari Keraton Yogyakarta
-
Rumah dan Bengkel di Pakem Sleman Terbakar, Api Diduga Bermula dari Ledakan Aki
-
Juru Kunci Liga 1: PSS Sleman Terancam Degradasi? Janji Manis Manajemen Bikin Penasaran
-
Akhirnya Punya Rumah Sendiri, DPRD DIY Bangun Gedung Baru Rp293 M usai Puluhan Tahun Numpang