SuaraJogja.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul melaporkan peningkatan kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) pada sapi di wilayahnya. Hingga saat ini, sebanyak 37 ekor sapi telah dilaporkan mati akibat PMK, sementara 337 ekor lainnya terpapar penyakit tersebut.
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah fokus menangani lonjakan kasus PMK. Namun, di tengah meningkatnya kasus, permintaan daging sapi di wilayah Bantul diklaim tetap stabil.
"Permintaan daging sapi tidak mengalami penurunan, bahkan cenderung stabil. Kami menghimbau masyarakat agar tidak trauma terhadap penyakit ini karena PMK tidak termasuk penyakit zoonosis, sehingga tidak menular dari hewan ke manusia," ujar Joko, Rabu (18/1/2025), saat mendampingi kunjungan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Srandakan.
Sebagai langkah pencegahan, DKPP Bantul telah menutup pasar hewan di Imogiri mulai Selasa (17/1/2025). Penutupan pasar hewan ini direncanakan berlangsung selama dua pekan untuk meminimalkan penyebaran virus PMK.
Baca Juga: Bupati Bantul: Kurangi Penyebaran PMK, Pasar Hewan Ditutup Selama Dua Pekan
Selain itu, DKPP Bantul juga telah mengajukan alokasi vaksin PMK kepada pemerintah pusat. Kabupaten Bantul diproyeksikan menerima vaksin sebanyak 33.000 dosis, jumlah yang kemungkinan besar menjadi alokasi terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Kami berharap distribusi vaksin ini dapat segera dilakukan agar sapi-sapi yang belum terpapar bisa terlindungi. Upaya pencegahan ini sangat penting untuk menjaga keberlangsungan peternakan di Bantul," tambah Joko.
Kabupaten Bantul belum berencana melakukan pemantauan khusus terhadap peredaran daging sapi di pasar-pasar. Joko menyebut bahwa masyarakat tetap mengonsumsi daging sapi seperti biasa, sehingga tidak ada penurunan permintaan yang signifikan.
DKPP Bantul terus mengimbau masyarakat untuk tidak panik terhadap penyakit PMK dan tetap memperhatikan kebersihan serta keamanan dalam pengolahan daging sapi.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu mengendalikan dampak dari wabah PMK tanpa mengganggu kebutuhan konsumsi masyarakat.
Baca Juga: Cegah Penularan PMK Makin Meluas, Pasar Hewan di Bantul Ditutup Sementara
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Pemerintah Pasang Target Impor 200 Ribu Sapi di 2025, Demi Susu untuk Siswa
-
Jangan Sembarangan Konsumsi Obat! Dokter Ungkap Penyebab Utama Gagal Ginjal yang Sering Diabaikan
-
GKSI Impor 100.000 Sapi dari Amerika Serikat
-
MAN 2 Bantul Raih Prestasi Gemilang pada Ajang Penghargaan Kemenag Bantul
-
Anak Sekolah Tak Setiap Hari Dapat Susu dalam Program Makan Bergizi Gratis
Terpopuler
- Profil Irfan Bachdim: Eks Bomber Timnas Indonesia, Asisten Pelatih Patrick Kluivert
- Kritik Raffi Ahmad Dikawal Patwal Arogan, JJ Rizal Murka: Badut Entertaiment Naik Kelas, Republik jadi Sirkus Comberan
- Pengacara Vadel Badjideh Bawa Kabar Buruk Lagi dari Laura Meizani: Ada yang Tidak Beres
- Kesaksian Penghuni Safe House Soal Sifat Asli Laura Meizani, Disebut Kerap Bentak Orang Dewasa
- Ole Romeny: Kalau Tidak Bisa Cetak Gol....
Pilihan
-
MBG Samarinda: Terhalang Administrasi, Tapi Pemkot Optimistis Jalan
-
Fakta Unik Keraton Kilen Yogyakarta: Tempat Jokowi Bertemu Empat Mata dengan Sultan Hamengkubuwono X
-
Maka Motors Luncurkan Motor Listrik Cavalry: Bisa Ngecas Sambil Jalan, Tempuh 160 Km
-
Kronologi Kisruh Coretax: Fakta di Balik Sistem Pajak Sering Error dan Penjelasan DJP!
-
Heboh Alex Pastoor Analisa Laga Timnas Indonesia, Netizen: Ya Ampun Udah Kerja Aja
Terkini
-
PAD Kulon Progo Tak Capai Target, Hujan dan Abrasi jadi Biang Kerok Lesunya Wisata
-
Evaluasi Total, PSIM Jogja Berbenah Jelang Laga Krusial 8 Besar Liga 2
-
Ketua KPK Pastikan Kasus Suap Hasto Kristiyanto Akan Tuntas, Diawasi Ketat
-
Kementerian Pertanian Anggarkan Rp12 Triliun untuk Bangun Irigasi 2 Juta Hektare Sawah
-
Bernostalgia dalam Penutupan Pameran Moda Modif di Rumah DaS