SuaraJogja.id - Menjelang Imlek, para pedagang di kawasan pecinan menjual aneka macam barang yang biasa digunakan oleh warga keturunan Tionghoa pada perayaan tahun baru China.
Di antara barang-barang yang dijajakan para pedagang ada jeruk mandarin, lampion, amplop angpau, dan gantungan berbentuk lambang shio.
Menurut pakar feng shui Yulius Fang, barang-barang khas Imlek melambangkan harapan-harapan baik pada tahun baru.
"Semua penerapan ini adalah bagian dari budaya Tionghoa, memulai tahun baru dengan hal yang baik, untuk harapan setahun ke depan yang lancar dan harmonis," katanya seperti dilansir dari ANTARA.
Lentera bundar berwarna merah menyala yang biasanya digunakan untuk menghias rumah melambangkan reuni keluarga, kebahagiaan, hidup yang cerah, vitalitas, kesempurnaan, kemakmuran bisnis, dan kekayaan.
Bunga krisan dianggap sebagai simbol umur panjang, kekayaan, serta harapan untuk masa pensiun yang damai. Bunga krisan yang berwarna kuning, seperti warna emas, dikaitkan dengan kekayaan.
Jeruk mandarin yang biasa disajikan untuk keluarga pada perayaan Imlek dianggap sebagai lambang kekayaan, antara lain karena warnanya kekuningan seperti warna emas.
Di samping itu, kata jeruk dalam bahasa Mandarin mempunyai sifat homofon. Aksara Mandarin untuk jeruk adalah (chéng), sama lafalnya dengan (chéng) yang artinya sukses atau berhasil. Aksara Mandarin lain untuk jeruk yaitu (jú), yang lafalnya hampir sama dengan (jí) yang artinya beruntung.
Buah apel merah juga biasanya disajikan pada perayaan Imlek. Dalam bahasa Mandarin buah apel disebut (píng gu). Aksara (píng) pada kata apel memiliki lafal yang sama dengan aksara (píng) yang bermakna aman, damai, tenang, dan tenteram. Sementara warna merah dianggap sebagai lambang keberuntungan, energi, vitalitas, dan kebahagiaan.
Baca Juga: 600 Ribu Wisatawan Kunjungi Yogyakarta, BLKK DIY Monitor Potensi Virus HMPV
Buah nanas atau kue nastar yang berisi selai nanas pun umum disuguhkan pada perayaan Imlek. Dalam dialek Hokkien, nanas disebut Ong Lai yang memiliki pelafalan sama dengan (wàng lái) yang bermakna kemakmuran dalam Mandarin.
Sajian khas Imlek lainnya yakni kue keranjang, kue manis yang terbuat dari beras ketan dan gula.
Dalam bahasa Mandarin kue keranjang disebut (nián go), lafalnya sama dengan (nián go). (nián) artinya tahun dan (go) artinya tinggi. Karenanya, kue keranjang dianggap sebagai lambang pendapatan yang lebih tinggi atau posisi jabatan lebih tinggi atau kemakmuran yang meningkat.
Lapis legit juga termasuk hidangan khas perayaan Imlek. Lapisan-lapisan pada kue ini dianggap sebagai lambang kelipatan rezeki. Semakin banyak lapisan kue, harapannya semakin berlipat-lipat rezeki yang bisa didapatkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Sempat Dilema, Pemda DIY Gaspol Rencana PSEL untuk Kelola Sampah 1.000 Ton per Hari
-
Kasus Perusakan Polda DIY: Mahasiswa UNY Ditahan, Restorative Justice Jadi Solusi?
-
Rahasia DANA Kaget di Sini, Klik Linknya, Dapatkan Saldo Gratis Sekarang
-
Nermin Haljeta Menggila, PSIM Hancurkan Dewa United di Kandang Sendiri
-
Pemilik Resto Diperiksa, Fakta Baru di Balik Tewasnya Bocah Tertimpa Kentongan di Kulon Progo