SuaraJogja.id - Sejumlah pedagang Teras Malioboro (TM) 2 melakukan aksi unjukrasa menuntut adanya jaminan di depan kantor DPRD DIY, Jumat (7/2/2025) kemarin. Suasana sempat memanas karena mereka nekat berjualan kembali di selasar Malioboro dan dihalau petugas Satpol PP dan polisi.
Pemda DIY pun ambil suara terkait aksi unjukrasa atau demo tersebut. Sekda DIY, Beny Suharsono menyatakan, alasan pedagang menuntut jaminan hidup karena merugi pasca relokasi ke kawasan baru TM 2 di Ketandan dan Beskalan mestinya tidak dilakukan. Pemda sudah memberikan jaminan hidup dimulai dari awal proses relokasi.
"Gini ya, kan [rencana] relokasi [pedagang TM 2] sudah dua tahun yang lampau ya. Pedagang kan sudah sepakat di depan akan bergeser [ke kawasan baru]," ungkapnya dikutip Sabtu (8/2/2025).
Dalam proses relokasi pun, menurut Beny, Pemda tidak memungut biaya apapun. Pedagang saat ini diberikan lapak dan fasilitas secara gratis di dua kawasan TM 2 yang baru, baik di Ketandan maupun Beskalan.
Baca Juga: Tuntut Jaminan Hidup, Pedagang Teras Malioboro 2 Nekat Jualan di Selasar Malioboro
Pemda bahkan menanggung kebersihan dan keamanan di dua kawasan baru tersebut. Bahkan Pemda juga melakukan promosi agar kawasan baru tersebut dikenal wisatawan.
"Nah jaminan hidupnya di situ itu agar mereka [pedagang] punya daya saing. Kami membacanya [memberikan jaminan hidup] seperti itu. Pasar kan pasti ada ritmenya [saat ramai dan sepi penjualan], makanya kan terus kami perkenalkan [TM 2 yang baru] supaya orang tertarik untuk datang, termasuk promosi," paparnya.
Beny menambahkan, Pemda tidak mempermasalahkan adanya aksi unjuk rasa dari para pedagang TM 2 asal tidak anarkis. Namun alih-alih unjuk rasa, diharapkan ada dialog dengan semua pihak.
"Kalau ada demo, kami menghormati, kan diizinkan kan, asal tidak anarkis. Jadi tuntutan jaminan hidup itu sudah diberikan," ujarnya.
Sebelumnya sejumlah pedagang TM 2 melakukan aksi unjukrasa di depan kantor DPRD DIY, Jumat (7/2/2025) sore. Mereka memblokir jalan Malioboro dan menggelar dagangannya di Selasar Malioboro meski dilarang.
Baca Juga: Pedagang Teras Malioboro 2 Kembali Unjukrasa Pasca Direlokasi Gegara Sepi Pembeli
Sejumlah petugas Satpol PP dan kepolisian pun menghalau pedagang yang memaksa berjualan. Pedagang yang tidak terima pun melakukan protes berakhir adu argumen dengan Satpol PP. Pedagang sempat masuk ke loby DPRD DIY dan akhirnya membubarkan diri Jumat malam.
Berita Terkait
-
Kecam Pembubaran Paksa Aksi Piknik Melawan, KontraS: Ada Tindakan Berlebihan Oleh Polri
-
Tuntut Penyelesaian Konflik Tambang Muara Kate, Kantor Gubernur Kaltim Digeruduk
-
Ungkap Demo Bayaran Desak Hasto Segera Divonis, Pengacara Sebut Pesanan Mantan Penguasa: Jokowi?
-
Dongkol Anak Buah Bubarkan Demonstran Tolak UU TNI di DPR, Pramono Habis-habisan Marahi Satpol PP
-
Satpol PP Beberkan Alasan Bubarkan Aksi Tolak UU TNI di Depan Gedung DPR
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
Suap Tanah Kas Desa Trihanggo Terungkap, Lurah dan Pengusaha Hiburan Malam Ditahan
-
Tunggu Hasil Mediasi Mangkubumi, Warga RW 01 Lempuyangan Tolak Pengukuran Rumah PT KAI
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara