SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta seluruh penyedia jasa katering di provinsi ini mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk menjamin makanan yang disajikan aman dan sehat.
Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie di Yogyakarta, Selasa, menekankan hal itu menyusul kasus keracunan massal yang terjadi di Kabupaten Sleman.
"SLHS sangat perlu. Ini salah satu cara menjamin bahwa makan Itu berkualitas tidak hanya rasanya, tidak hanya tampilannya, tapi juga sehat untuk dimakan," ujar Pembajun.
Untuk mencegah kasus keracunan makanan berulang, pihaknya bakal memperketat pengawasan bekerja sama dengan dinas terkait guna memastikan katering di seluruh kabupaten/kota mengantongi SLHS.
Baca Juga: Update Keracunan di Lumbungrejo Tempel Sleman, Jumlah Korban 160 Warga dan 39 Diopname
Baik penyedia jasa katering skala kecil maupun besar, menurut Pembajun, seluruhnya perlu memiliki sertifikat itu.
Seperti diketahui, ratusan orang mengalami gejala keracunan setelah menyantap hidangan dalam sebuah hajatan di Dusun Krasakan, Kecamatan Tempel dan di Sanggrahan, Mlati, Kabupaten Sleman.
Hasil penyelidikan epidemiologi (PE), kata Pembajun, menunjukkan adanya dugaan kontaminasi amoeba pada makanan yang disajikan.
"Salah satu yang kita tengarai kemarin terdeteksi bahwa di sana ada amoeba. Berarti ada masalah dengan kebersihan makanannya," ujar Pembajun.
Menurutnya, ada tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap kasus keracunan itu, yakni aspek higiene tenaga kerja, kebersihan lingkungan dapur, serta proses pengolahan dan penyimpanan makanan.
Baca Juga: Ratusan Warga di Sleman Keracunan Makanan, Dinkes DIY Desak Sertifikasi Katering
Dalam kasus di Sleman, lanjut Pembajun, salah satu dugaan penyebabnya adalah makanan yang dibuat sejak malam, baru disajikan keesokan harinya, sehingga melebihi batas waktu aman konsumsi.
Berita Terkait
-
Tragedi Keracunan Massal di Klaten, 1 Orang Meninggal dan 127 Dirawat
-
Belajar dari Titiek Puspa, Bangun Usaha Katering hingga Sukses Puluhan Tahun
-
Skandal Pemalsuan Sertifikat di Desa Kohod Mengarah ke Korupsi, Kejagung Desak Ini ke Bareskrim
-
Biar Beda dengan Tetangga, Viral Bapak Ini Cetak dan Pajang Semua Prestasi Anaknya Jelang Lebaran
-
Sertifikat Tanah Anda Terbit Tahun 1961-1997? Nusron Wahid Ungkap Risiko yang Mengintai!
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu