SuaraJogja.id - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ditemukan perkembangan kasus antraks baru di wilayah tersebut. Kepastian ini disampaikan setelah penanganan kasus antraks di Kelurahan Tileng beberapa waktu lalu.
Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti, menjelaskan bahwa setelah hasil uji laboratorium dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates mengonfirmasi kematian ternak milik Suwardi di Kelurahan Tileng akibat antraks, pihaknya segera mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.
"Hingga saat ini, tidak ada penambahan kasus antraks di wilayah Gunungkidul," ujar Wibawanti dikutip Jumat (21/2/2025).
Sebagai bentuk antisipasi, DPKH Gunungkidul melalui Puskeswan Girisubo telah memberikan antibiotik kepada hewan ternak di sekitar lokasi kasus.
"Tiga hewan di sekitar lokasi sudah diberikan antibiotik. Dalam dua pekan ke depan, kami akan melakukan vaksinasi di wilayah tersebut," tambahnya.
Kronologi Kasus Antraks di Girisubo
Wibawanti memaparkan kronologi kejadian antraks di Girisubo. Pada 4 Februari 2025 sore hari, dilaporkan bahwa sapi milik warga mengalami penurunan nafsu makan. Pada malam hari pukul 22.00 WIB, sapi tersebut masih mau makan dalam jumlah sedikit, namun menunjukkan tanda-tanda kegelisahan.
Keesokan paginya, sapi ditemukan dalam kondisi lemah dengan perut terasa panas. Peternak kemudian memanggil paramedik setempat, namun saat diperiksa, sapi telah dalam keadaan mati. Petugas kemudian mengambil sampel darah sapi tersebut dan mengirimkannya ke UPT Laboratorium Kesehatan Hewan DPKH.
Pada 13 Februari 2025, sampel tersebut dikirim ke BBVet Wates. Dua hari kemudian, pada 15 Februari 2025, Kepala Bidang Kesehatan Hewan menerima hasil pengujian yang menyatakan sapi tersebut positif terinfeksi antraks.
Baca Juga: Waspada Antraks Menyebar, Sleman Perketat Lalu Lintas Ternak dari Gunungkidul
Menindaklanjuti temuan tersebut, DPKH Gunungkidul langsung melakukan desinfeksi di lokasi kejadian dengan menggunakan larutan Baycline. Wibawanti juga mengimbau peternak di wilayah Gunungkidul untuk selalu menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya.
"Kami mengingatkan peternak agar segera melaporkan jika terdapat hewan ternak yang menunjukkan gejala antraks atau penyakit lainnya. Dengan penanganan cepat, penyebaran penyakit dapat dicegah," tegas dia.
Wibawanti kembali menegaskan pentingnya pencegahan dengan menjaga kebersihan kandang serta melaporkan secara cepat jika ada ternak yang sakit atau mati. Langkah ini sangat penting untuk mengantisipasi penyebaran penyakit antraks dan menjaga kesehatan hewan ternak di wilayah Gunungkidul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
Terkini
-
Efek Prabowo: Pacuan Kuda Meledak! Harga Kuda Pacu Tembus Miliaran
-
Bahaya di Balik Kesepakatan Prabowo-Trump: Data Pribadi WNI Jadi Taruhan?
-
Dampak Larangan Study Tour: Keraton Jogja Ubah Haluan, Tawarkan Wisata yang Bikin Anak Betah
-
Fakta Sebenarnya Jurusan Jokowi di UGM: Bukan Teknologi Kayu? Teman Kuliah Ungkap Ini
-
Misteri Kemeja Putih Jokowi di Reuni UGM: Panitia Angkat Bicara!