Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 13 Maret 2025 | 19:34 WIB
Sejumlah siswa SMKN 3 Yogyakarta menabuh gamelan bersama 130 sekolah lain dalam perayaan 270 Tahun DIY di Yogyakarta, Kamis (13/3/2025). [kontributor/putu ayu palupi]

SuaraJogja.id - Sekitar 130 sekolah di tingkat SMA/SMK dan SLB di DIY menabuh gamelan secara serempak pada Kamis (13/3/2025) pukul 10.00 WIB. Nabuh gamelan bareng ini dilaksanakan dalam rangka perayaan 270 Tahun berdirinya DIY.

"Hari ini ulang tahun DIY, dengan menabuh gamelan bersama ya supaya nanti siswa-siswa itu tahu bahwa DIY itu memang istimewa dengan waktu itu yang berdirinya di tahun 1755 yang dari Ngarso Dalem, Sultan HB I," papar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (disdikpora) DIY, Suhirman di Yogyakarta, Kamis Siang.

Menurut Suhirman, para siswa dari 130 sekolah yang mengenakan busana adat Jawa melantunkan beberapa jenis gending dalam Nabuh Bareng kali ini. Diantaranya Soran Ladrang Kenceng Slendro Manyura, Ladrang Kembang Kates lagon Tahu Tempe pelog 6, Ladrang Asmaradana Slendro Manyura dan Ladrang Gandrung Binangun kalajengaken Lancaran Rujak Rujakan Pelog Barang.

Bukan tanpa sebab, gending-gending tersebut memiliki makna yang mendalam tentang ajaran kebaikan dan teladan bagi manusia, termasuk kejujuran. Nilai-nilai seperti ini sangat penting diajarkan pada generasi muda ditengah maraknya.

Baca Juga: Pemda DIY Sebut MinyaKita Raib di Pasar Wates Kulon Progo

Kegiatan tersebut, lanjut Suhirman, diharapkan menggairahkan gamelan supaya hidup di sekolah-sekolah. Jangan sampai sekolah hanya menyimpan gamelan yang dimiliki.

"Lewat gending gamelan, mudah-mudahan siswa itu merasa punya rasa kejujuran dan perilakunya, perilakunya itu biar siswa-siswa itu biar bangga gitu loh, jadi orang Yogyakarta itu," paparnya.

Sementara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 3 Yogyakarta, Sarbini menjelaskan, para siswa sekolah tersebut menabuh gamelan bareng di ruang pertunjukan. Sekolah ini memang memiliki ekstrakurikuler gamelan sehingga siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler tersebut ikut berpartisipasi dalam kegiatan menabuh gamelan serentak.

"Nabuh gamelan baru dilakukan tahun ini secara live streaming bersama ratusan sekolah lain. Sebelumnya, kegiatan ini sudah ada, hanya saja belum disiarkan secara langsung," jelasnya.

Selain Nabuh Gamelan Serentak, ribuan siswa di sekolah itu juga mengikuti pesantren kilat. Yang berbeda kali ini, mereka seluruhnya mengenakan busana adat lurik.

Baca Juga: Usulan Kerja di Kantor Lama Tak Solutif, CASN di Jogja Tuntut BKN Penuhi Jadwal Pengangkatan

Bahkan petugas keamanan sekolah pun menggunakan pakaian adat Jawa saat mengatur lalu lintas di sekitar sekolah. Hal ini menjadi salah satu bentuk implementasi budaya lokal yang tetap relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Load More