Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 17 April 2025 | 18:35 WIB
Masyarakat Sidikan RT 27 RW 7 Sidikan, Pandeyan mengikuti program padat karya infrastruktur. (dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan memperbanyak program padat karya. Hal itu untuk membantu masyarakat miskin saat efisiensi anggaran dan daya beli turun.

Program padat karya dinilai mampu untuk memberdayakan masyarakat.

Termasuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan serta mempercepat pembangunan infrastruktur di wilayah.

Saat ini salah satu program padat karya infrastruktur Pemkot Yogyakarta tahun 2025 dilaksanakan di Kampung Sidikan RT 27 RW 7 Kelurahan Pandeyan.

Baca Juga: Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan selama ini dirinya selalu mendorong banyak kegiatan padat karya.

Menurutnya pekerjaan infrastruktur yang dikerjakan dengan padat karya anggarannya langsung terserap ke masyarakat.

"Kalau kita melihat sekarang ini ada efisiensi dan daya beli ada penurunan, maka salah satu cara untuk mengatasi itu dengan membagi rezeki kepada banyak orang," kata Hasto, Kamis (17/4/2025).

"Salah satu cara membagi rezeki kepada banyak orang adalah dengan padat karya. Makanya ke depan saya akan banyak mengusulkan padat karya," imbuhnya

Disampaikan Hasto, sekitar 50 persen anggaran perjalanan dinas dialihkan untuk program padat karya.

Baca Juga: Hotel INNSIDE by Melia Yogyakarta Rayakan Anniversary Ke-8 dengan Semangat Baru Bersama GM Baru

Dia menyebut anggaran perjalanan dinas DPRD Kota Yogyakarta awalnya sekitar Rp22 miliar dipotong atau direalokasi menjadi Rp11 miliar.

Jika sesuai maka rencananya anggaran Rp11 miliar itu digeser untuk kegiatan padat karya di APBD Perubahan 2025.

"Hal-hal seperti itu saya kira menjadi spirit kita supaya uang itu lari ke rakyat. Kalau untuk perjalanan dinas larinya ke wilayah-wilayah lain untuk hotel, transport. Kami spiritnya seperti itu sama-sama dan saya bersyukur DPRD Kota Yogyakarta juga menyadari untuk mere-alokasi perjalanan dinasnya untuk kepentingan kegiatan seperti ini," tuturnya.

Hasto menyatakan program padat karya diarahkan untuk memperbaiki lingkungan karena masih ada kawasan kumuh di Kota Yogyakarta.

Misalnya pembangunan sanitas lingkungan karena masih banyak penyakit TBC, demam berdarah dan stunting.

Menurutnya para penyakit itu dapat dikurangi jika lingkungan bagus. Terkait padat karya di Pandeyan, pihaknya menekankan transparansi anggaran yang harus dipasang papan pekerjaan.

Sementara itu Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang mengatakan kegiatan padat karya infrastruktur di RT 27 RW 7 Kelurahan Pandeyan berupa pembangunan talud pemukiman dengan panjang 111 meter dan tinggi 1,3 meter.

Padat karya infrastruktur menggunakan dana sekitar Rp 301,4 juta dari APBD Kota Yogyakarta tahun 2025. Kegiatan dimulai 14 April sampai 21 Mei 2025 atau selama 30 hari.

"Tujuan padat karya infrastruktur untuk mengurangi pengangguran, pengentasan kemiskinan, peningkatan daya beli masyarakat dan penataan lingkungan," ungkap Tion.

"Pekerja dari masyarakat di RT 27 RW 7 Pandeyan dan warga sekitar Kota Yogyakarta sebanyak empat puluh delapan orang. Mereka juga mendapat perlindungan BPJS Ketenagakerjaan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian selama tiga puluh hari," imbuhnya.

Untuk diketahui, profram padat karya dilakukan utamanya untuk pembangunan atau pemeliharaan infrastruktur yang mengutamakan tenaga kerja manusia dibandingkan penggunaan alat berat atau teknologi canggih.

Program ini banyak menyasar perbaikan jalan lingkungan, pembersihan saluran irigasi, perawatan taman dan ruang terbuka hijau.

Ada juga untuk renovasi fasilitas umum seperti posyandu atau balai warga di lokasi setempat.

Tentu program padat karya ini banyak membantu pemerintah. Manfaatnya pun dirasakan oleh masyarakat. Seperti pemberian upah langsung yang nantinya diatur per hari atau per mingguan.

Program ini juga membantu mengurangi pengangguran namun hanya sementara waktu saja. Kendati begitu masyarakat juga produktif dan mendapat penghasilan tambahan.

Program ini juga penting karena dilakukan oleh masyarakat dan dirasakan oleh mereka juga. Hasilnya juga menumbuhkan rasa memiliki warga terhadap fasilitas yang ada di desa mereka.

Load More