Ia bersyukur bahwa sang paus masih sempat merayakan Paskah terakhir bersama umat Katolik. Momen itu kini terasa seperti hadiah terakhir sebelum akhirnya sang Bapa Suci berpulang.
"Kita juga mengucap syukur karena beliau masih bisa merayakan Paskah terakhir bersama kami umat Katolik," tandasnya.
Sosok Paus Fransiskus memang dikenal dengan kerendahan hati dan suara lantangnya menyerukan perdamaian. Hal itu diakui pula oleh seorang jemaat lain, Ardi (33).
Bagi Ardi, pesan pada momen Paskah terakhir kemarin terasa seperti salam perpisahan. Ada kesan mendalam yang tertinggal, apalagi mengetahui bahwa Paus sempat sakit beberapa waktu sebelumnya.
"Jadi seperti kemarin itu pesan Paskah, seperti pamitan yang sangat berkesan, karena kan apalagi sempat 15 hari sebelumnya sempat sakit karena paru-paru itu. Jadi benar-benar enggak nyangka," ucap Ardi.
Baik Sonratho maupun Ardi datang ke misa sore itu bukan karena rutinitas semata. Keduanya membawa kehadiran yang sarat makna.
"Kebetulan memang misa harian dan kebetulan juga ada misa untuk mendoakan Bapa Paus. Sekalian aku pulang kerja langsung ke sini," ujar Ardi.
Senada dengan Sonratho, hari ini terasa lebih dari sekadar rutinitas. Dia yakin hampir seluruh umat Katolik di dunia pasti akan merasakan hal yang sama, kehilangan sosok yang dikagumi.
"Pertama memang saya rutin misa harian. Kebetulan juga tadi saya mendapat berita duka yang luar biasa, jadi saya rasa semua umat Katolik di Indonesia akan mengikuti misa harian pada hari ini. Bahkan seluruh dunia, saya yakin akan berkumpul untuk mendoakan Bapa Fransiskus," ungkapnya.
Baca Juga: Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
Gema doa dan pujian dalam misa sore itu mengalir lembut, bersatu dalam keheningan dan harapan.
Gereja Kotabaru hanyalah fragmen kecil dari duka besar yang kini dirasakan dunia. Umat meyakini Paus Fransiskus tak pernah benar-benar pergi, namun tetap tinggal dalam setiap seruan damai dan cinta kasih.
Serta dalam setiap doa yang dipanjatkan, seperti senja kali ini, dari sudut kecil Kota Yogyakarta, menuju langit Roma untuk melepas kepulangan Paus Fransiskus ke rumah Bapa surga yang baka.
Tak Ada Ibadat Khusus
Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta belum memutuskan apakah akan menggelar ibadat khusus untuk mengenang wafatnya Paus Fransiskus atau tidak. Namun, gereja tetap akan mendoakan mendiang Paus Fransiskus.
Staf Sekretariat Paroki Santo Antonius Padua Kotabaru, Eka Rahayu, menyebut keputusan tersebut masih menunggu koordinasi dengan Romo dan Dewan Pastoral Paroki.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Pemain Keturunan Indonesia Sukses Kalahkan Marcus Rashford, PSSI Gak Minat Naturalisasi?
-
Striker Vietnam U-23 Tak Takut dengan Suporter Timnas Indonesia
-
7 Sepatu Lari Murah 200 Ribuan untuk Pelajar: Olahraga Oke, buat Nongkrong Juga Kece
-
Masih Layak Beli Honda Jazz GK5 Bekas di 2025? Ini Review Lengkapnya
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
Terkini
-
Bupati Bantul Setuju PSIM Main di SSA, Tapi Suporter Wajib Patuhi Ini
-
Efek Prabowo: Pacuan Kuda Meledak! Harga Kuda Pacu Tembus Miliaran
-
Bahaya di Balik Kesepakatan Prabowo-Trump: Data Pribadi WNI Jadi Taruhan?
-
Dampak Larangan Study Tour: Keraton Jogja Ubah Haluan, Tawarkan Wisata yang Bikin Anak Betah
-
Fakta Sebenarnya Jurusan Jokowi di UGM: Bukan Teknologi Kayu? Teman Kuliah Ungkap Ini