“Kalau pembongkaran dimulai dari atas dan masih aman, ya mungkin masih bisa dimanfaatkan sebentar untuk persiapan,” ujarnya.
Harus Bebas Biaya
Pengelola TKP ABA, Doni Ruliyanto mengungkapkan, proses relokasi sementara ke eks Menara Kopi diharapkan benar-benar bebas biaya bagi seluruh warga TKP ABA.
Dalam dokumen kesepakatan yang dibacakan dan ditandatangani pada Rabu malam (14/5/2025), warga TKP AB yang terdiri dari pengelola, pedagang, juru parkir, dan pemandu wisata menyatakan kesediaannya untuk direlokasi ke Terminal Giwangan secara permanen.
Baca Juga: 421 Kuda Andong Malioboro Diperiksa, Apa Saja Temuan Petugas?
Namun, sambil menunggu kesiapan infrastruktur di terminal tersebut, mereka sepakat untuk dipindahkan ke lokasi sementara di eks Menara Kopi selama dua tahun ke depan.
"Yang paling penting bagi kami adalah kepastian bahwa relokasi ini tidak menambah beban bagi warga. Kami sudah mengalami dampak ekonomi akibat dihentikannya aktivitas di TKP ABA. Maka, kami sangat berharap bahwa di lokasi sementara ini, warga tidak dibebani biaya apa pun," paparnya.
Menurut Doni, beberapa poin dalam kesepakatan sudah sangat jelas, tidak ada pungutan retribusi atau sewa, tidak ada biaya listrik, air, dan kebersihan selama warga menempati eks Menara Kopi.
Selain itu, disebutkan pula bahwa pemerintah akan menyediakan modal usaha, pesangon untuk biaya pemindahan, serta program promosi untuk menghidupkan lokasi baru.
Namun demikian, Doni menegaskan pentingnya komitmen dari Pemkot Yogyakarta dan Pemda DIY untuk menjalankan semua poin dalam kesepakatan tersebut secara utuh dan tanpa pengurangan.
Baca Juga: Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
"Kami berharap tidak hanya sekadar janji di atas kertas. Warga sudah bersedia pindah dan beradaptasi, meski harus memulai dari nol lagi. Sekarang kami butuh tindakan nyata dari pemerintah untuk menjamin bahwa relokasi ini benar-benar menguntungkan dan layak," paparnya.
TKP ABA selama ini dikenal sebagai salah satu titik strategis di kawasan Malioboro yang menjadi pusat aktivitas parkir wisata dan perdagangan kaki lima.
Dengan relokasi ini, wajah kawasan Malioboro akan lebih tertata, sejalan dengan visi Pemda DIY untuk menjadikan Malioboro sebagai kawasan pedestrian dan budaya.
Doni berharap agar program penataan ini tidak meninggalkan masyarakat kecil yang selama bertahun-tahun menggantungkan hidup di kawasan tersebut.
"Penataan itu bagus, tetapi jangan sampai mengorbankan mereka yang justru menjaga denyut ekonomi Malioboro selama ini. Kami percaya, dengan dukungan yang jelas, warga TKP ABA bisa bertahan dan bangkit kembali, meski di lokasi baru," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 HP Murah Kamera 108 MP, Harga Mulai Rp1 Jutaan Hasil Foto Tak Ada Lawan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
Terkini
-
Bupati Sleman Murka, Proyek Parkir Pasar Godean Tak Nyambung, Evaluasi Total
-
Jadi Gaya Hidup Generasi Sekarang, Segera Klaim Saldo DANA Kaget Ini! Cuan hingga Rp549 Ribu
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
-
Wacana Buku Cetak di Sekolah Rakyat Jadi Penyelamat, Industri Percetakan Dapat Angin Segar