SuaraJogja.id - Generasi muda seperti pelajar dan mahasiswa rentan terseret budaya konsumtif yang tak terukur.
Berbagai kasus mahasiswa bahkan tak bisa menahan diri dan akhirnya berakhir dengan berhutang sana-sini.
Persoalan ini terjadi akibat budaya konsumtif itu sendiri yang dipicu tren gaya hidup dan media sosial.
"Tidak jarang membuat banyak anak muda terjebak dalam pola pengeluaran yang impulsif hanya demi terlihat tampil layak di mata orang lain," ujar praktisi keuangan, Dita disela diskusi finansial antar mahasiswa di Yogyakarta, Kamis (12/6/2025).
Baca Juga: Layanan Keuangan BRI Jangkau 88% Indonesia dan Mudahkan Kebutuhan Harian Masyarakat
Menurut dia, salah satu tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini bukan sekadar bagaimana menghasilkan uang. Namun juga mengelolanya dengan tepat agar tidak mudah berhutang.
Terlebih membangun ketahanan finansial di tengah kondisi ekonomi yang kerap berubah saat ini merupakan satu hal yang wajib dilakukan.
Karenanya membangun kebiasaan keuangan yang sehat sejak dini, mulai dari hal-hal sederhana seperti mencatat pengeluaran, menabung rutin, hingga belajar menunda kesenangan sangat dibutuhkan,
"Ketahanan finansial bukanlah sesuatu yang instan, melainkan hasil dari kedisiplinan yang dibentuk dalam keseharian. Mengelola pengeluaran dengan tepat bukan soal menahan diri berlebihan, tapi soal memilih dengan bijak. Kita harus berani berkata tidak pada hal yang belum perlu, dan tahu mana yang harus diprioritaskan," tandasnya.
Untuk membangun ketahanan finansial, lanjut dia, mahasiswa bisa menerapkan konsep 3F, yakni Fix, Fun, dan Future.
Fix adalah alokasi sekitar 50 persen dari penghasilan untuk kebutuhan pokok seperti makan, tempat tinggal, transportasi, dan cicilan.
Sementara Fun mencakup pengeluaran untuk hiburan, hobi, atau aktivitas yang menyenangkan. Namun tetap disarankan agar porsinya tidak melebihi 30 persen.
"Bagian terpenting adalah Future karena mahasiswa perlu mengalokasikan minimal 20 persen dari penghasilan yang ditujukan untuk masa depan. Ini mencakup dana darurat, tabungan jangka panjang, dan investasi," tandasnya.
Ia menambahkan, dalam dunia kerja yang makin kompetitif, kesiapan menghadapi tantangan profesional kini juga tidak cukup hanya dengan skill dan ijazah.
Baca Juga: PR Menumpuk Meski WTP 15 Kali, Pemda DIY Didesak Benahi Dana Hibah dan Penyaluran Dana Bergulir
Kemampuan mengelola keuangan pribadi kini menjadi bagian penting dari kriteria kesuksesan, terutama bagi generasi muda yang baru menapaki kariernya.
"Karenanya generasi muda, khususnya mahasiswa perlu aktif berjejaring dan mengembangkan keahlian digital. Selain itu peduli terhadap kesehatan finansial sejak dini," ujarnya.
Sementara praktisi keuangan lainnya, Ramadhan mengungkapkan tantangan yang dihadapi generasi muda saat memasuki dunia kerja di era digital cukup berat.
Ia melihat tidak sedikit fresh graduate yang mengalami kebingungan dan culture shock ketika harus beradaptasi dengan budaya profesional yang dinamis dan serba cepat.
"Perusahaan saat ini tidak hanya mencari lulusan yang cerdas secara akademis, tetapi juga individu yang mampu berpikir analitis, kreatif, serta memiliki daya tahan dan fleksibilitas tinggi. Kemampuan untuk agile, atau cepat beradaptasi terhadap perubahan, menjadi salah satu kompetensi utama yang kini sangat dibutuhkan oleh industri," imbuhnya.
Cara Mengatur Keuangan Secara Tepat
Buat Anggaran Bulanan
Tentukan pemasukan dan semua kebutuhan pengeluaran, seperti biaya makan, transportasi, tagihan, serta tabungan. Dengan membuat anggaran, Anda bisa memantau aliran uang dan menghindari pengeluaran berlebihan.
Prioritaskan Kebutuhan Pokok
Dahulukan kebutuhan utama seperti makan, tempat tinggal, dan kesehatan. Hindari membelanjakan uang untuk keinginan yang tidak terlalu penting sebelum kebutuhan pokok terpenuhi.
Sisihkan untuk Tabungan dan Dana Darurat
Biasakan menabung minimal 10-20% dari pendapatan. Selain itu, siapkan dana darurat yang setidaknya cukup untuk biaya hidup 3-6 bulan, sebagai antisipasi jika terjadi keadaan tak terduga.
Batasi Utang Konsumtif
Bijak dalam menggunakan pinjaman atau kartu kredit. Utang konsumtif seperti cicilan barang yang tidak produktif sebaiknya dikurangi agar tidak membebani keuangan di masa depan.
Evaluasi Pengeluaran Secara Berkala
Setiap akhir bulan, tinjau kembali pengeluaran yang sudah dilakukan. Dengan evaluasi rutin, Anda bisa memperbaiki kebiasaan finansial dan lebih disiplin dalam mengatur keuangan ke depannya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Geger di Bantul! Granat Zaman Perang Ditemukan Saat Kerja Bakti, Tim Gegana Turun Tangan!
-
Proyek Tol Jogja-Solo: Penambahan Lahan 581 Bidang di Sleman dan Progres Konstruksi Sentuh 60 Persen
-
Mbah Tupon Jadi Korban Mafia Tanah: JPW Desak Polda DIY Umumkan Tersangka
-
Motif Penumpang Begal Driver Ojol di Kalasan, Terlilit Utang Pinjol
-
Kiprah Sultan HB II di Jogja, Seminar Nasional Bakal Ungkap Perlawanan dan Pemikirannya