SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Bantul, secara resmi mengoperasikan Tempat Pengolahan Sampah dengan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R) di Kelurahan Potorono, Kecamatan Banguntapan.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya mengatasi permasalahan penumpukan sampah di wilayah Bantul.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menegaskan bahwa pengelolaan sampah lokal adalah tanggung jawab bersama.
"Kita harus menuntaskan persoalan sampah dari wilayah kita sendiri. Oleh karena itu, keberadaan TPS3R Potorono ini sangat krusial untuk menekan volume sampah yang terus meningkat," ujar Bupati saat meresmikan fasilitas tersebut pada Kamis (10/7/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa fasilitas TPS3R di tingkat kelurahan atau desa seperti ini menjadi bagian penting dari ekosistem pengelolaan sampah di Bantul.
Selain TPS3R, pemerintah juga telah membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di berbagai titik pada level kabupaten sebagai dukungan tambahan.
Pembangunan TPS3R Potorono menggunakan Dana Keistimewaan 2024 sebesar Rp1,4 miliar.
Dengan kapasitas pengolahan mencapai lima ton sampah per hari, fasilitas ini ditargetkan mampu menunjang program "Bantul Bersih Sampah".
Bahkan, TPS3R ini dirancang untuk mampu mengolah sampah dari luar wilayah Bantul.
Baca Juga: Kematian Janggal Diplomat Muda Arya Daru: Keluarga Ungkap Sosoknya yang Bikin Kagum
"Bantul kini menjadi harapan bagi masyarakat DIY dalam pengelolaan sampah. Sleman bahkan menitipkan sampah ke Bantul, dan hampir seluruh sampah dari Kota Yogyakarta juga diolah di sini," jelas Abdul Halim.
Namun demikian, bupati menegaskan bahwa keberadaan TPS3R bukanlah satu-satunya solusi.
Pemerintah tetap perlu melakukan pendekatan lain yang lebih menyeluruh, seperti pengurangan sampah organik dari sumber utamanya.
"Kita harus mengambil langkah preventif dengan mengurangi produksi sampah sejak dari rumah tangga, restoran, dan pasar. Jadi, TPS3R harus didukung dengan inisiatif lain yang melibatkan partisipasi masyarakat," imbuhnya.
Ia juga menyebut bahwa Kelurahan Potorono, yang berada di wilayah utara Bantul dan berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta, tergolong kawasan sub urban.
Hal ini menyebabkan produksi sampah di wilayah tersebut cenderung tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi
-
Senjata Baru Taman Pintar Yogyakarta: T-Rex Anyar dan Zona Laut Imersif Demi Gaet Pengunjung