Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 21 Juli 2025 | 14:17 WIB
Aksi demonstrasi di depan kantor Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (21/7/2025).(dok.Istimewa)

Diakui Dardiri, bahwa selama ini wisatawan dari wilayah Jawa Barat, seperti Banjar, Ciamis, Garut, Bandung, dan Cirebon, merupakan penyumbang terbesar bagi kunjungan ke kawasan lereng Merapi.

"Kemarin selama long weekend itu lumayan ada dari Jateng, Jatim, kebanyakan sekarang ini tapi ya tidak seramai dulu ya intinya ada penurunan lah, sekitar 35 persen," tuturnya.

Soal kekhawatiran studi tour yang tidak aman, Dardiri memastikan bahwa seluruh armada jip lava tour yang beroperasi di kawasan lereng Merapi telah menjalani pemeriksaan rutin.

Hal itu dipastikan dengan pengecekan yang dilakukan sendiri dan oleh pihak berwenang yakni Dinas Perhubungan (Dishub).

"Iya, armada kami dijamin ada pmeriksaan rutin dilakukan, baik internal maupun oleh pihak berwajib," tegasnya.

Dardiri berharap kebijakan larangan study tour tersebut bisa dikaji ulang oleh pemerintah daerah.

Menurutnya, alasan keamanan yang dijadikan salah satu dasar pelarangan sebetulnya bisa diatasi dengan langkah preventif dan pengawasan teknis.

"Semoga SK-nya dicabut karena dampaknya banyak. Keamanan bisa dicari solusinya, misalnya seperti di Sleman, bus sebelum berangkat itu dicek semua," pungkasnya.

Baca Juga: Dari Garasi ke Gerakan: Kisah Inspiratif Yayasan Literasi Ubah Desa Terpencil di Sleman

Load More