SuaraJogja.id - Ratusan pelaku wisata dari jip lava tour lereng Merapi di Sleman ikut bergabung dalam aksi demonstrasi di depan kantor Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (21/7/2025).
Mereka membersamai ribuan pekerja pariwisata di Jawa Barat (Jabar) yang menuntut agar kebijakan larangan Study Tour dicabut. Kebijakan itu dinilai berdampak pada kesejahteraan para pelaku wisata.
"Ya kurang lebih sekitar 150 [orang], dua bus, lima mobil pribadi, kita ikut partisipasi aja," kata Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM), Dardiri, saat dihubungi, Senin (21/7/2025).
Menurut Dardiri, larangan study tour memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap sektor wisata di Kabupaten Sleman khususnya lava tour.
Apalagi yang memang diakui selama ini cukup bergantung pada kunjungan rombongan pelajar dari berbagai daerah.
Ia bahkan menyebut penurunan jumlah kunjungan mencapai 65 persen sejak aturan itu diterapkan.
"Sangat terdampak sekali, 65 persen lah. Dampaknya penurunan saat ini," ucapnya.
Dardiri menjelaskan, penurunan kunjungan mulai terasa sejak wacana pelarangan study tour mulai disosialisasikan hingga diterapkan.
Adapun Pada 6 Mei 2025, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi secara resmi telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 45/PK.03.03/KESRA yang melarang kegiatan study tour ke luar kota.
Baca Juga: Dari Garasi ke Gerakan: Kisah Inspiratif Yayasan Literasi Ubah Desa Terpencil di Sleman
Padahal di sisi lain tepatnya musim liburan, kata Dardiri, biasanya menjadi momen paling sibuk bagi para pelaku wisata jip Merapi.
"Biasanya liburan itu penuh, sampai anak-anak mulai sekolah itu biasanya penuh. Saat ini ya enggak, cuma mengandalkan [wisatawan] Jateng dan Jatim. Tapi sebagian besar ada dari perusahaan, baik Jabar maupun DKI ada," terangnya.
Ia mencontohkan bahwa pada masa long weekend belum lama ini, memang masih ada rombongan yang datang.
Namun memang sudah didominasi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kendati demikian, jika dilihat secara umum, frekuensi operasional armada mereka mengalami penurunan sekitar 35 persen.
"Kalau biasanya satu armada bisa muter 4 kali sehari, sekarang cuma 2 sampai 3 kali, itu pun tidak setiap hari," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs Redmi 14C, Bagus Mana?
-
E-Commerce RI Dikuasai 4 Raksasa, Menko Airlangga Minta Mendag Perhatikan Platform Kecil
-
Kim Jong Kook Menikah Diam-Diam! Netizen Cari Identitas Istrinya yang Masih Misterius
-
Usai Habiskan Rp13 T Demi Bangun Bandara Dhoho Kediri, Kini Gudang Garam PHK Massal Buruh Pabriknya
Terkini
-
RSUP Sardjito Pulangkan Korban Ricuh Polda DIY, Termasuk Polisi, Ini Kondisi Terakhir Mereka
-
Saldo DANA Gratis Langsung Cair? Begini Trik Jitu Berburu DANA Kaget Hari Ini
-
Bantul Tolak Sampah dari Luar Daerah: Fokus Benahi Sampah Sendiri, Ini Strateginya
-
Langit Jogja Akan Memerah, Gerhana Bulan Total Minggu Malam Bisa Dilihat Sempurna
-
3 Link DANA Kaget Aktif yang Bisa Diklaim Hari ini untuk Warga Jogja