- Pameran Data Art: Indonesia, Life Behind Data dibukan di Jogja Gallery
- Ada 40 lebih karya yang dipamerkan
- Pameran ini menjadi momentum lahirnya inovasi baru yang mampu menjawab tantangan
SuaraJogja.id - Pameran Data Art: Indonesia, Life Behind Data resmi dibuka di Jogja Gallery dan akan berlangsung hingga 30 Agustus 2025.
Lebih dari 40 karya lintas disiplin dipamerkan, memadukan seni, sains, dan data untuk mengangkat berbagai isu penting bangsa.
Mulai dari keberlanjutan fiskal, budaya digital anak, kesehatan masyarakat, keselamatan transportasi, hingga persoalan ketimpangan ekonomi.
Karya-karya yang hadir dalam pameran ini mengajak publik melihat data dan sains dari sudut pandang yang segar serta kreatif.
Misalnya, Berlari Dengan Beban Masa Lalu menyoroti isu utang negara dalam bentuk gim interaktif; Lost My Toys menggambarkan dampak gawai terhadap dunia anak-anak; Serba Koneksi membedah jejaring media sosial dan polarisasi.
Selanjutnya Unspoken Voices mengangkat isu kesehatan mental; Sleepy Driver menekankan pentingnya keselamatan jalan raya dengan sensor dan AI; hingga Jalinan Ekspor Nusantara yang memetakan peluang sekaligus kesenjangan ekspor antarwilayah di Indonesia.
Saat membuka acara, Wishnutama Kusubandio, tokoh industri kreatif nasional, menegaskan bahwa pameran ini menawarkan cara baru memahami inovasi.
"Di era data dan kecerdasan buatan, seni menjadi bahasa yang menghubungkan sains dengan masyarakat sekaligus menjaga relevansinya terhadap isu bangsa. Pameran ini menghadirkan disrupsi positif bagi perkembangan sains dan seni di Indonesia," ujar Wishnutama dari keterangannya, Rabu (27/8/2025).
Sementara itu, Dr. Michael Hoch, seniman sekaligus saintis dari University of Technology Vienna dan CERN, menilai pameran ini memiliki nilai strategis.
Baca Juga: Polemik Royalti Lagu: Transparan atau Tidak? Temuan Pakar UGM Bongkar Borok Sistem Distribusi
"Karya yang dipamerkan membuktikan para ilmuwan Indonesia relevan dengan perkembangan sains global. Perpaduan algoritma, sensor, dan angka dengan seni tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga membuka gambaran tentang masa depan riset yang lebih inklusif. Seni memberi ruang bagi masyarakat untuk membayangkan sains secara emosional dan sederhana," ungkapnya.
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, juga menilai pameran ini sebagai wujud nyata kolaborasi lintas disiplin.
Menurutnya, pameran Data Art memperlihatkan bahwa hasil riset tidak hanya berhenti di laboratorium, melainkan bisa dihidupkan kembali melalui seni agar lebih relevan, berdampak, dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.
Sebagai penyelenggara, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM bersama Keluarga Alumni FMIPA UGM (Kamipagama) juga menekankan pentingnya literasi data dan sains.
Daniel Oscar Baskoro, Ketua Kamipagama, menyebut bahwa pameran ini merupakan yang pertama di Indonesia dengan karya saintis UGM yang memadukan seni, data, dan sains. “
"Lewat tema Indonesia, Life Behind Data, kami ingin mengajak pengunjung memaknai data tidak hanya sebagai angka, tetapi juga kisah kehidupan yang terkandung di baliknya," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
- Apa Isi Alkitab Roma 13? Unggahan Nafa Urbach Dibalas Telak oleh Netizen Kristen
Pilihan
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
-
Link CCTV Jakarta Live: Gedung DPR/MPR, Patung Kuda, Benhil dan GBK
Terkini
-
Tragis! Warga Sleman Temukan Mayat Bayi di Bawah Pohon Beringin, Tali Pusar Belum Terpotong
-
Keracunan Makan Bergizi Gratis di Sleman: Bupati Minta BGN Turun Tangan, Berikan Sanksi Tegas
-
Royalti Musik Bikin Stasiun 'Sepi', Lagu Ikonik Hilang dari Yogyakarta dan Solo
-
Kronologi Keracunan Massal SMPN 3 Berbah: Makanan Terlalu Lama Disimpan jadi Biang Kerok?
-
Catat! Ring Road Utara Macet Malam Ini, Contraflow Berlaku untuk Proyek Tol Jogja-Solo