- Hari Literasi Internasional tahun ini mengangkat tema "Literasi Inklusi dan Kesejahteraan"
- Kegiatan ini dilaksanakan bersama Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DIY
- Namun kondusifitas Jogja harus kembali baik sebelum rangkaian acara ini dihelat
SuaraJogja.id - Rencana penyelenggaraan Hari Literasi Internasional 2025 di DIY masih belum menemukan kepastian.
Kegiatan yang awalnya dijadwalkan pada 4-14 September 2024 tersebut bisa saja ditunda, bahkan terancam batal jika kondisi Yogyakarta belum kondusif akibat berbagai aksi unjukrasa yang berkepanjangan.
Kepala Bidang Pengembangan Pustaka dan Informasi DPAD DIY, Dewi Ambarwati di Yogyakarta, Senin (1/9/2025) menjelaskan pihaknya terus memantau perkembangan sebelum memastikan jalannya acara.
"Harusnya dijadwalkan tanggal 4 [September], tapi karena kondisi seperti ini bisa saja diundur. Hari ini kami adakan doa bersama agar kegiatan Jogja Book Fair tahun 2025 bisa berjalan lancar. Namun Bapak Kepala Dinas sudah berpesan, kita menunggu perkembangan," paparnya.
Hari Literasi Internasional tahun ini mengangkat tema "Literasi Inklusi dan Kesejahteraan." Acara ini merupakan kali ketiga diselenggarakan DPAD DIY dengan fokus utama pada Jogja Book Fair.
Kegiatan ini dilaksanakan bersama Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DIY dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat.
Dewi menekankan, penyelenggaraan Hari Literasi Internasional tidak hanya soal pameran buku, tetapi juga merupakan amanat regulasi.
Dalam Undang-Undang Perpustakaan, pemerintah daerah diwajibkan memfasilitasi buku murah untuk masyarakat.
"Dengan tema literasi inklusi dan kesejahteraan, harapannya masyarakat bisa mendapatkan informasi dari buku asli, lalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara inklusif, mereka bisa mengakses buku dan setelah itu masyarakat bisa sejahtera dengan informasi di dalamnya, jelasnya.
Baca Juga: Tuntut Jaminan Hidup, Pedagang Teras Malioboro 2 Nekat Jualan di Selasar Malioboro
Sementara Sekretaris Ikapi DIY, Yusuf Effendi, menyampaikan konsep acara dibuat sesederhana mungkin.
Sejalan dengan kebijakan Pemda DIY, acara kali ini hanya berupa pameran buku dan diskusi literasi.
"Kalau sebelumnya ada panggung hiburan, tahun ini ditiadakan. Konsepnya minimalis, hanya pameran buku dan diskusi literasi. Paling tetap berbasis literasi dan kebudayaan, tidak ada agenda yang keluar dari semangat itu. Kami ingin masyarakat tetap bisa mengakses buku murah, yang baik, original, bukan bajakan," ungkapnya.
Yusuf menambahkan, jika tidak ada halangan, pameran buku direncanakan berlangsung pada 4 hingga 14 September 2025.
Namun ia juga mengakui, seluruh rencana bisa berubah sewaktu-waktu.
Dengan masih menggantungnya jadwal penyelenggaraan Hari Literasi Internasional 2025 di Yogyakarta, Yusuf menegaskan keselamatan dan kondisi sosial tetap menjadi pertimbangan utama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik