- Ketersediaan beras di DIY sangat cukup
- GPM akan menjadi program untuk menyebarkan beras di 178 titik yang ada di DIY
- GPM merupakan salah satu strategi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan
SuaraJogja.id - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk memaksimalkan program Gerakan Pangan Murah (GPM) yang tersebar di 78 titik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Program ini diharapkan mampu mempercepat penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang realisasinya masih tergolong rendah.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono, mengungkapkan bahwa dari target penyaluran beras SPHP di DIY sebesar 61,4 ribu ton untuk periode Juli–Desember 2025, baru sekitar 12,7 ribu ton atau 20 persen yang terealisasi.
"Dengan adanya 78 titik GPM yang dijalankan secara serempak, kami optimistis penyaluran beras SPHP bisa lebih maksimal," ujar Maino dikutip Minggu (28/9/2025).
Ia menambahkan, secara nasional, distribusi beras SPHP juga masih rendah.
Dari target 1,3 juta ton, baru sekitar 233 ribu ton atau 15,5 persen yang berhasil disalurkan.
"Catatan kami menunjukkan realisasi masih sangat rendah, sehingga perlu upaya bersama untuk meningkatkannya," jelasnya.
Maino menegaskan, GPM merupakan salah satu strategi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan sekaligus menekan laju inflasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2025, inflasi nasional tercatat 2,31 persen, sedangkan DIY sedikit lebih tinggi yakni 2,33 persen.
Baca Juga: Geledah Rumah Mantan Kepala Diskominfo Sleman, Kejati Sita Innova dan Koleksi Jam Tangan Mewah
"Secara nasional, komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah bawang merah, beras, dan ikan. Sementara di DIY, faktor utamanya tomat, cabai rawit, dan telur,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti menjelaskan bahwa peluncuran GPM ini menjadi pembuka dari rangkaian kegiatan yang akan digelar hingga Desember 2025.
Menurutnya, GPM di DIY melibatkan 12 produsen dan distributor pangan yang membawa sedikitnya 8,55 ton bahan pangan pokok.
Selain itu, program ini juga menyasar 100 kelompok tani dari empat kabupaten sebagai penerima manfaat bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
DIY Genjot Gerakan Pangan Murah: Beras SPHP Baru Tersalur 20 Persen
-
DANA Kaget: Cara Mudah Dapat Saldo Gratis, Tapi Awas Jebakan
-
Sampah Sleman, Sisa Makanan jadi 'Biang Kerok', TPST Baru Terhambat Izin TKD
-
Sultan Ajari BGN soal Keracunan MBG: Lihat Dapur Umum Bencana, Enggak Perlu Orang Kimia
-
Di Acara SMEXPO, Darurat Sampah Yogyakarta Jadi Sorotan Pertamina Foundation