Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 07 Oktober 2025 | 19:38 WIB
Salah satu sudut kawasan yang dilewati Selokan Mataram. [Kontributor/Putu Ayu Palupi]
Baca 10 detik
  • Penutupan Selokan Mataram dan Van der Wijck dilakukan lima tahun sekali
  • Harda Kiswaya menyebutkan penutupan itu untuk perbaikan dan juga pemeliharaan
  • Petani diingatkan tak mudah termakan berita palsu terkait penutupan Selokan Mataram

SuaraJogja.id - Bupati Sleman Harda Kiswaya memastikan penutupan aliran air Selokan Mataram dan Selokan Van Der Wijck untuk rehabilitasi hanya akan dilakukan setiap lima tahun sekali.

Sementara pemeliharaan tahunan tak memerlukan penutupan total.

"Rehabilitasi perbaikan selokan disepakati dengan petani setiap lima tahun sekali aliran air benar-benar dihentikan. Sementara untuk pemeliharaan tahunan tidak perlu penutupan total, cukup dengan memperkecil debit air," kata Harda dikutip, Selasa (7/10/2025).

Dalam kesempatan ini, Harda menekankan pentingnya komunikasi antar pihak yakni petani dengan pemerintah.

Sehingga tidak ada kesalahpahaman yang berkembang liar terkait rehabilitasi atau pemeliharaan apapun ketika akan dilakukan.

Ia turut menyoroti pemanfaatan air selokan yang kini kemudian mulai beralih.

Tak hanya digunakan untuk pertanian tapi berkembang pada sektor perikanan.

Pihaknya tidak memungkiri bahwa kebutuhan ekonomi mendesak masyarakat sekitar melakukan hal itu.

Harda hanya mengingatkan untuk tetap memerhatikan manajemen pemanfaatan air yang jelas sehingga pasokan air untuk pertanian tak terganggu.

Baca Juga: Dana Pusat Menyusut, Yogyakarta Pangkas Anggaran: Proyek Jalan dan Gedung Terancam Mandek

"Jika selokan ditutup, biaya tinggi tentu menjadi tanggung jawab pemerintah. Kami siapkan alternatif, termasuk kemungkinan 2 sampai 3 sumur dalam di setiap titik sesuai kebutuhan," ungkapnya.

Harda mengungkap bahwa Pemkab Sleman berencana untuk membangun embung di kawasan Sleman barat tepatnya di Moyudan serta Turi.

"Nanti air buangan dari perikanan yang lewat selatan akan kita arahkan ke embung. Rencananya tahun 2026 ada pembangunan tiga embung. Masing-masing satu di Moyudan dan dua di Turi. Saat ini masih dalam proses perizinan," tuturnya.

Ada pula opsi sumur dalam yang bakal disiapkan sebagai cadangan sumber air bagi petani.

Namun, pembangunan sumur masih akan disesuaikan dengan hasil analisa teknis di lapangan.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Sleman, Rofiq Andrianto, menuturkan penutupan selokan selama satu bulan dapat berdampak ke sekitar 2.300 hektare lahan.

Load More