- Proyek Strategi Nasional atau PSN justru berdampak negatif kepada masyarakat
- Pemerintah seharusnya menyelesaikan secara tuntas hingga tidak ada dampak yang dialami warga
- Komnas Perempuan mendesak pemerintah untuk bertanggungjawab terhadap wanita yang kehilangan pekerjaan
SuaraJogja.id - Di tengah gencarnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang digadang-gadang sebagai tonggak kemajuan ekonomi, ada kelompok masyarakat yang justru terpinggirkan. Lahan pertanian kehilangan kesuburannya.
Kaum rentan seperti petani perempuan ikut terdampak. Sementara masyarakat adat terancam kehilangan tanah dan rumah adat mereka.
Padahal pembangunan yang mestinya membawa kesejahteraan, bagi sebagian orang justru menghadirkan luka.
Sebut saja Atika Manggala, pendiri Sri Tumuwuh, komunitas yang bergerak dalam pertanian berkelanjutan dan penghayat serta pelestari kearifan leluhur dari Yogyakarta menceritakan betapa besar dampak pembangunan tol di kota ini terhadap lahan dan kehidupan petani di wilayahnya.
“Kalau dihitung, dampaknya besar sekali. Pertanian kami jadi tidak subur karena di dekat lahan itu ada pabrik semen, limbahnya mengalir ke parit yang menuju sawah," paparnya disela Konferensi Internasional Agama Leluhur atau ICIR ke-7 di UGM, Yogyakarta, Kamis (23/10/2025).
Air yang dahulu menjadi sumber kehidupan, lanjutnya membawa residu semen dari hulu.
Kesuburan tanah menurun, tanaman tak lagi tumbuh optimal.
Para petani sempat menyuarakan protes, bahkan pemerintah sempat membantu dengan pengadaan sumur baru.
Namun, bagi Atika dan kelompoknya, kerusakan yang terjadi tidak mudah dipulihkan.
Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Mandek? Guru Besar UGM: Lebih Baik Ditinjau Ulang
"Kami akhirnya berfokus pada apa yang bisa kami lakukan menanam tanaman yang cocok dengan kondisi lingkungan sekarang. Yang penting kami tetap melakukan laku kami, karena soal hasil, kami percaya, itu sudah ada yang mengatur. Tapi menjaga tanah dan kehidupan, itu tanggung jawab kami," tandasnya.
Di tengah situasi sulit, para petani berjuang menjadi penjaga ketahanan keluarga dan budaya lokal.
Sebab pembangunan ternyata belum sepenuhnya berpihak pada kelompok rentan.
Dia hanya berharap, kaum perempuan, petani, dan masyarakat adat tak jadi korban pembangunan.
Pembangunan yang sejati seharusnya tidak merampas ruang hidup mereka, tetapi memperkuatnya.
Sementara Wakil Ketua Komnas Perempuan, Dahlia Madanih, mengungkapkan PSN tidak boleh dijalankan tanpa mengindahkan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag
-
Sampah Jadi Berkah: Bantul Manfaatkan APBKal untuk Revolusi Biopori di Rumah Warga
-
Persela Tanpa Vizcarra & Bustos: PSS Sleman Diuntungkan? Ini Kata Sang Pelatih
-
Tak Hanya Siswa, Guru SMP Ikut Keracunan Makan Bergizi Gratis di Sleman, Ternyata Ini Alasannya