- Pengolahan sampah menjadi energi listrik di DIY masih menuai pro dan kontra
- Pemda DIY diingatkan agar tak gegabah mengambil proyek pemerintah pusat hanya untuk menangani sampah
- Jika berkaitan untuk peningkatan energi listrik Indonesia, PLN sudah oversupply
SuaraJogja.id - Proyek Pengolahan Sampah jadi Energi Listrik (PSEL) yang tengah disiapkan Pemda DIY sebagai solusi darurat penanganan sampah di wilayah ini dinilai hanya bersifat jangka pendek.
Proyek yang rencananya dibiayai besar-besaran dari dana investasi dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara ini bahkan disebut tidak efektif bila diberlakukan terus menerus tanpa adanya perubahan perilaku masyarakat.
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Luluk Lusiantoro disela diskusi Introduction to Circular Economy di Yogyakarta, Rabu (5/11/2025) menyatakan penerapan teknologi waste-to-energy (WtE) seperti PSEL memang dapat mempercepat pengurangan timbunan sampah.
Namun proyek itu berpotensi menghambat perubahan perilaku masyarakat dan produsen dalam mewujudkan sistem ekonomi sirkular.
"Waste-to-energy itu bisa jadi solusi, tapi solusi jangka pendek. Jangan sampai masyarakat merasa semua sampah bisa dibakar dan selesai urusannya. Kalau itu terjadi, kita gagal menciptakan perilaku konsumsi dan produksi yang berkelanjutan," sebut dia.
Menurut Luluk, keberadaan PSEL memang mampu mengatasi krisis sampah dalam waktu cepat.
Namun, tanpa perubahan mendasar pada pola konsumsi dan produksi, teknologi ini justru berisiko menjadi pelarian jangka panjang yang membuat publik berhenti berpikir soal pemilahan dan pengurangan sampah dari sumbernya.
Dalam proyek PSEL, DIY harus mampu menyediakan minimal 1.000 ton sampah per harinya. Padahal tidak semua jenis sampah bisa dibakar.
Karenanya Luluk mengingatkan, jika Pemda DIY hanya mengandalkan PSEL, perilaku masyarakat dan pelaku industri tidak akan berubah.
Baca Juga: Jalur yang Dilewati Iring-iringan Jenazah PB XIII di Yogyakarta, Polda DIY Siapkan Pengamanan Ekstra
Apalagi bila masyarakat maupun produsen penghasil sampah tahu semua sampah akan dibakar, mereka akan berpikir sekedar membuang sampah tanpa termotivasi untuk mengubah pola bisnisnya.
"Ngapain repot mendesain kemasan ramah lingkungan kalau tahu ujungnya juga dibakar," ujarnya.
Pasokan Listrik Nasional Oversupply
Luluk menyebut, sistem kelistrikan nasional saat ini sudah mengalami kelebihan pasokan atau oversupply.
Karenanya jika Pemda DIY menambah pembangkit baru dari sampah tidak otomatis memberikan manfaat ekonomi.
"Sejak 10 tahun terakhir, sistem kelistrikan kita sudah oversupply sangat besar. Data PLN menunjukkan nilai surplusnya mencapai ratusan triliun. Jadi kalau ditambah lagi listrik dari sampah, mau dijual ke mana? Ini harus jadi pertimbangan serius," ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KA Bangunkarta Tabrak Mobil & Motor di Prambanan: 3 Tewas, Penjaga Palang Pintu Dinonaktifkan
-
Wasiat Terakhir PB XIII: Adik Raja Ungkap Pesan Penting Suksesi Keraton
-
Pembunuh Wanita di Gamping Ditangkap, Ditemukan di Kuburan usai Minum Racun Serangga
-
Dari Lurik Hitam hingga Tangga Imogiri: Kisah Para Penandu yang Jaga Tradisi Pemakaman Raja
-
Ramai Klaim Penerus Tahta, Adik Paku Buwono XIII Ungkap Syarat jadi Raja Keraton Surakarta