- Startup Mpasi Bayi Sehat (MBS) meraih Juara 2 di Jogja Creative Start-Up Festival (JCSF) 2025 berkat ekosistem digital yang dibangunnya.
- MBS didirikan oleh Ibenk Hafiz Miraza karena kesulitan mencari literasi MPASI terpercaya, lalu berkembang menyediakan edukasi dan konsultasi profesional.
- Inovasi MBS mencakup penyediaan *meal plan* gizi spesifik yang disusun bersama ahli gizi dan dokter spesialis anak untuk memenuhi kebutuhan bayi.
SuaraJogja.id - Siapa sangka keresahan orang tua yang kesulitan mencari panduan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk anaknya justru melahirkan bisnis rintisan yang kini diganjar penghargaan.
Melalui startup Mpasi Bayi Sehat (MBS), berhasil menyabet Juara 2 dalam ajang Jogja Creative Start-Up Festival (JCSF) 2025. Hal ini berkat inovasinya membangun ekosistem digital bagi para ibu muda yang peduli pada gizi anak.
Founder MBS Ibenk Hafiz Miraza menceritakan bahwa inspirasi membangun startup ini berangkat dari pengalaman pribadi. Ketika anaknya mulai MPASI, ia kesulitan menemukan sumber informasi dan literasi yang bisa dipercaya.
Dari situ, ia dan sang istri memutuskan untuk belajar dan membangun platform mereka sendiri.
"Problemnya dari anak kami sendiri, kami tidak menemukan media informasi, media literasi yang cukup, akhirnya ya sudah kami bikin sendiri, kami belajar sendiri dan kami bikin medianya sendiri," kata Ibenk, dikutip, Kamis (13/11/2025).
Seiring berjalannya waktu, ia dan istrinya kemudian melihat banyak ibu membutuhkan edukasi, konsultasi, serta produk pendukung dalam masa MPASI.
Dari situlah mereka mulai membangun komunitas daring yang kini tumbuh menjadi bisnis berkelanjutan.
"Jadi kami mengawalinya dari sebuah akun media sosial bernama MpasiBayiSehat, di mana ibu-ibu di fase mpasi ini butuh edukasi, butuh konsultasi, butuh kelas mpasi-nya, butuh produk mpasi-nya," ujarnya.
Dari akun sederhana itu, MBS berkembang menjadi platform yang tidak hanya menyediakan informasi, tetapi juga layanan edukasi dan konsultasi dengan tenaga profesional. Ibenk menggandeng ahli gizi dan dokter spesialis anak untuk memastikan setiap produk dan kelas memiliki standar ilmiah yang kuat.
Baca Juga: Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis di Jogja, 8 Dapur Ditutup, Pemda Bentuk Satgas
"Kami kemudian membangun tim bisnisnya, kami sediakan ahli gizinya, dokter spesialis anaknya, untuk bikin kelas-kelas MPAC-nya, untuk bikin konsultasinya," tuturnya.
Dari sisi produk, MBS memiliki keunggulan yang membedakannya dari bisnis rumahan sejenis. Mereka tidak sekadar menjual bubur bayi, tetapi menawarkan meal plan lengkap yang disusun berdasarkan kebutuhan gizi anak.
"Bedanya, kami lebih spesifik value-nya. Kami akan susun meal plan-nya sampai nutrisinya, spesifik. Jadi artinya nutrisisi anak kebutuhannya akan tercukupi dengan meal plan yang kita berikan," paparnya.
Inovasi itu tidak berhenti di sana. MBS kini menjadi ekosistem yang menghubungkan para ibu muda dalam komunitas aktif sekaligus menjadi sumber pendapatan bagi tim pendirinya.
Selama satu dekade menjalankan usaha secara mandiri (bootstrap), Ibenk berharap dukungan investor bisa membawa bisnisnya naik ke level berikutnya.
"Harapannya kami bisa menarik investor untuk kami lebih scale up lagi di bisnisnya, mengembangkan besarnya rencana, terutama di catering mpasi atau makanan bayi," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
Terkini
-
Duh! 6.405 Rumah di Sleman Masih Tak Layak Huni
-
2 Pemuda di Sleman Curi Motor demi Ekonomi, Modus Kunci T hingga Gasak Vespa di Tempat Cucian
-
Anggaran Pariwisata Sleman Tahun Depan Dipangkas 62 Persen, Sejumlah Event Besar Terancam Hilang
-
Revitalisasi Selesai, Inilah Nasib Pedagang Pasar Terban dan Fasilitas Parkir Baru yang Dinanti
-
Sleman Optimis Tembus 8 Juta Kunjungan Wisata di 2025, Tapi Ini yang Jadi Penghalang Terbesar