Al Khowas Awalnya Tolak Pembongkaran Makam karena Jaga Amanah Ibu Almarhum

Sehari sebelumnya ormas ini juga datang bersama Ades untuk meminta pihak Al Qashash mengijinkan mereka membongkar makam Mas Yono.

Chandra Iswinarno
Selasa, 10 September 2019 | 22:44 WIB
Al Khowas Awalnya Tolak Pembongkaran Makam karena Jaga Amanah Ibu Almarhum
Pengajar di tempat tersebut Muhammad Hafiun menyatakan Al Khowas sebetulnya bukan pondok pesantren. [Suara.com/Julianto]

Hafiun pun menceritakan perihal kematian Mas Yono tersebut. Hafiun menuturkan Muhammad Hadi Wiyono datang dari Jember ke Al Khowas karena ingin silaturahmi dengan Habib Abdillah Al Hadad. Tiga orang dari Jember, masing-masing keponakannya Mas Nur dan temannya Muhammad Habibyo.

"Dia ke sini dari Jember untuk silaturahmi. Tiga orang dari sana," ujarnya.

Sehingga ketika ada yang mengatakan bahwa Mas Yoni datang ke Al Khowas bersama istrinya berobat ke pondok, maka hal tersebut adalah salah. Kemudian Mas Yono bermalam kurang lebih tiga hari, dan biasanya kalau sore, dirinya bersama selepas magrib lantas mengaji bersama.

Dan pada malam Kamis, Mas Yono mengeluh dadanya sakit. Hafiun pun mendesak untuk membawanya ke rumah sakit namun ditolak oleh Mas Yono. Namun ternyata Mas Yono justru pingsan dan lantas dibawa ke Rumah Sakit Hermina. Di rumah sakit langsung mendapatkan penanganan namun nyawanya tidak tertolong lagi.

Baca Juga:Pengelola Tegaskan Al Khowas Bukan Pondok Pesantren

"Dokter sudah berusaha namun tidak bisa menolong beliau," tambahnya.

Hafiun melanjutkan, setelah semua proses telah selesai dan kemudian mengambil surat-menyurat untuk mengurus mayat. Setelah itu, semua orang di rumah sakit mengaku bingung dengan mayat Mas Yono. Hafiun mengaku sebagai teman bingung, mayat Mas Yono itu mau dibawa kemana. Sebab istri Mas Yono dan juga ibunya ada di Jember.

Sementara di DIY, Mas Yono memiliki anak dua tapi dari istri pertama yang sudah lama berpisah. Salah satu anaknya tersebut adalah Ades dan akhirnya pihaknya menghubungi yang paling dekat anaknya dari istri pertamanya di Yogyakarta. Meskipun menurut pamannya, Mas Nur, anak ini jarang ketemu orang tuanya.

"Kenapa alasan jarang? setiap Mas Yono sebulan sampai dua kali ke sini, anaknya tidak pernah ada. Berkali-kali sampai dia umroh di sini, anaknya gak pernah di sini," tuturnya.

Setelah Ades bersama ibunya ada di Rumah Sakit, pihaknya masih bingung apakah dikafani dan dimandikan di rumah sakit. Namun setelah berunding termasuk bersama dengan Ades dan istri pertama Mas Yono, diputuskan jenazah di bawa pulang ke Al Khowas. Selesai diurus dan disholatkan, Hafiun kembali bingung akan dimakamkan di mana.

Atas inisiatif paman Ades, Mas Yono lantas menghubungi istri kedua dan ibunya Mas Yono untuk bertanya akan dimakamkan di mana jenazahnya. Kata ibunya sesuai dengan wasiat dari Mas Yono jika dia meninggal di Jogja maka minta diridokan kepada habibnya untuk dikuburkan di tanah milik habib samping Masjid.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak