"Untuk Nguras Enceh ini tidak ada simbol apa-apa tetapi mulai dari dulu setiap tahun pasti dikuras ganti dengan air yang gampang yang dicampur dengan air dari sini. Kami sendiri cuma melestarikan yang sudah-sudah," tambahnya.
Terkait dengan warga yang rela mengantri mendapatkan air, menurutnya adalah keyakinan masing-masing karena warga percaya air Enceh tersebut membawa berkah dengan membuat keinginan mereka terkabul.
"Itu kepercayaan warga masing-masing. Tetapi kita tidak pernah menganjurkan, karena kalau menganjurkan itu syirik namanya," katanya.
Seorang Warga Wukirsari Imogiri, Muslimah (54) yang hadir dalam prosesi tersebut mengaku rela meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh batik untuk mengantre sejak pagi mengantri agar mendapatkan air enceh tersebut.
Baca Juga:Ini Penjelasan Peneliti UGM Terkait Longsor di Makam Raja Imogiri
Sejak kecil, setiap tahun ia selalu datang ke tempat tersebut untuk mendapatkan air.
"Ada berkah tersendiri dari air enceh ini, bisa sehat, murah rejeki dan panjang umur. Terkabul keinginan kita,"ujarnya.
Kontributor : Julianto