SuaraJogja.id - Meski Keraton Yogyakarta sudah menyampaikan keberatannya akan pelaksanaan acara Muslim United pada Jumat (11/10/2019) hingga Minggu (13/10/2019), panitia acara tersebut tetap nekat mempersiapkan acara.
Selain memasang baliho besar di depan masjid dalam acara yang mengundang sejumlah ustadz, termasuk Ustaz Abdul Somad (UAS), panitia juga menyiapkan 70 tenda dan tenant di sebelah barat dan utara masjid.
Meski tidak mengantongi izin dari Keraton, mereka mengklaim sudah mendapat izin dari pihak kepolisian. Sehingga acara akan tetap dilaksanakan selama tiga hari ke depan.
"Dari polres dan polsek sudah (dapat izin), dari keraton baru progress," kata Tim Media Center Muslim United Robby Afana ketika ditemui di sela persiapan, Kamis (10/10/2019).
Baca Juga:Putri Sultan Imbau Warga Jogja Tak Ikut Muslim United: Diduga Ada Provokasi
Menurut Robby, pihaknya masih menunggu informasi dari Keraton Yogyakarta. Namun sesuai kesepakatan dengan Takmir Masjid Gede Kauman, acara Muslim United digelar di masjid dan halaman sekitar masjid.
"Yang di alun-alun tidak diperbolehkan," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Muslim United 2019 Nanang Syaifurozi dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan, acara mereka murni syiar agama. Sehingga tidak berbenturan dengan kepentingan apapun.
"Jadi tidak ada alasan untuk menghalanginya. Apalagi tempatnya di masjid dan ini memang pengajian. Perihal tuduhan yang macam-macam, kita ingin membuktikan kalau (tuduhan itu) tidak benar, jadi kajian, walau ramai orang, tapi tertib, bersih, tidak ada provokator, tidak ada intimidasi, tidak ada ujaran kebencian," jelasnya.
Nanang pun menegaskan kalau kegiatan Muslim United 2019 tidak didasari dari kepentingan kelompok manapun. Juga murni hanya untuk mempersatukan kembali umat muslim di Indonesia melalui kajian-kajian agama yang mengangkat tema tentang “Persatuan”.
Baca Juga:Sudah Dilarang, Muslim United Ngotot Pakai Masjid Gedhe Kauman
Ditambah Nanang, kegiatan ini diadakan di Masjid Gedhe Kauman yang merupakan simbol Kerajaan Mataram di Yogyakarta dan memiliki nilai sejarah karena di masa itu umat Islam juga bisa bersatu.
"Sehingga Yogyakarta memiliki kontribusi cukup besar terhadap persatuan umat Muslim,” kata Nanang.
Kontributor : Putu Ayu Palupi