Ini Kronologis Pembubaran Upacara Peringatan Wafatnya Ki Mangir Versi Umat

Pandita Padma menuturkan kegiatan berhenti pada pukul 16.00 WIB. Dia mengungkapkan saat memimpin doa ada teriakan berhenti dari warga sekitar.

Chandra Iswinarno | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 13 November 2019 | 20:13 WIB
Ini Kronologis Pembubaran Upacara Peringatan Wafatnya Ki Mangir Versi Umat
Tempat upacara peringatan wafatnya Ki Ageng Mangir di Dusun Mangir Lor Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan. [Suara.com/M Ilham Baktora]

SuaraJogja.id - Padma menuturkan kegiatan berhenti pada pukul 16.00 WIB. Dia mengungkapkan saat memimpin doa ada teriakan berhenti dari warga sekitar.

Ritual keagamaan Odalan atau Peringatan Maha Lingga Padma Buana yang ditolak warga di Dusun Mangir Lor, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul memunculkan beberapa fakta baru.

Pandita Padma Wiradarma yang memimpin doa pertama pada ritual tersebut menjelaskan kronologi yang dialaminya pada Selasa (12/11/2019) lalu.

"Kegiatan ini kami lakukan pada pukul 14.00 WIB. Diawali dengan doa versi Buddha oleh saya sendiri. Selanjutnya, doa versi Hindu yang dipimpin Sri Begawan Gede Putra Manuaba. Setelah itu, ada Tarawangsa (Jawa Barat) dilanjutkan doa masyarakat Kerinci dan diakhiri dengan doa masyarakat Talaut, Sulawesi Utara. Tapi belum saya selesai doa ada keributan di luar lokasi kami mengadakan upacara," terang Padma pada SuaraJogja.id pada Rabu (13/11/2019).

Baca Juga:Ini Alasan Warga Bubarkan Upacara Peringatan Wafatnya Ki Ageng Mangir

Padma menuturkan kegiatan berhenti pada pukul 16.00 WIB. Dia mengungkapkan saat memimpin doa ada teriakan berhenti dari warga sekitar.

"Saya masih fokus pimpin doa, tiba-tiba ada suara teriakan untuk berhenti. Jelas saya kaget, sehingga saya menghentikan doa dan bertemu dengan warga yang didampingi polisi," kata dia.

Ia mengungkapkan, warga memaksa untuk bubar dengan mediasi polisi setempat. Karena tidak ingin menjadi masalah panjang, peserta upacara memilih berhenti.

"Ya kami tak ingin keadaan menjadi lebih panas dan memilih menghentikan ritual. Kami juga menyayangkan karena Sri Begawan Gede Putra Manuaba sudah datang jauh-jauh dan keadaannya seperti ini," keluh Padma.

Ritual tersebut, kata Padma menghadirkan sekitar 40-50 orang dari berbagai kota. Antara lain, Jakarta, Bali, Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Bantul.

Baca Juga:Kapolres Bantul Bantah Ada Penghentian Paksa Upacara Odalan di Mangir

"Polisi meminta kami bubar karena desakan warga juga. Tapi kami mengatakan kalau bubar semuanya tidak bisa dilakukan karena peserta ritual kebanyakan dari luar kota. Sehingga hanya beberapa orang saja yang meninggalkan lokasi upacara," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak