Bertandang ke UGM, Wantimpres Belajar Persoalan Bangsa

Dalam pertemuan kali ini, lanjut Wiranto, terdapat 17 usulan yang disampaikan UGM.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 21 Januari 2020 | 15:29 WIB
Bertandang ke UGM, Wantimpres Belajar Persoalan Bangsa
Ketua Wantimpres RI Wiranto bertandnag ke UGM Yogyakarta, Selasa (21/1/2020). - (Suara.com/Putu)

SuaraJogja.id - Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI, yang belum lama dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi), bertandang ke Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (21/1/2020). Ketua Wantimpres RI Wiranto, bersama anggotanya, seperti Agung Laksono, Habib Luthfi bin Yahya, dan Sidharto Danusubroto, membicarakan berbagai persoalan bangsa melalui diskusi bersama sejumlah guru besar, rektor, dan dekan.

“Selain ingin mengenalkan diri sebagai bagian dari pemerintahan, kami juga ingin mengetahui masalah di masyarakat untuk nantinya disampaikan ke Presiden,” ungkap Wiranto

Menurut mantan Menkopolhukam tersebut, informasi dari berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi (PT), tentang berbagai persoalan bangsa, sangat penting ditampung. Apalagi, kata dia, kampus merupakan tempat penelitian dan ide-ide brilian.

Wiranto mengatakan, PT mampu mengembangkan penelitian dan mencari solusi masalah-masalah yang menghambat pembangunan bangsa, sehingga usulan- usulan dari PT nantinya akan jadi pertimbangan Wantimpres untuk disampaikan ke Presiden.

Baca Juga:Kebakaran Hutan, Fenomena Menyedihkan yang Terus Terulang

“Hal-hal yang disampaikan perguruan tinggi sebagai pengayaan untuk bisa kami telaah lebih jauh untuk disampaikan ke Presiden,” tandasnya.

Dalam pertemuan kali ini, lanjut Wiranto, terdapat 17 usulan yang disampaikan UGM. Di antaranya di bidang ekonomi, hukum, pertanian, keamanaan, terorisme, dan Pancasila.

“Sesuai undang-undang, kami tidak dibenarkan menyampaikan ke publik apa yang disampaikan ke Presiden, tapi intinya ya itu, banyak masukan di berbagai bidang,” ungkapnya.

Sementara, Ketua Dewan Guru Besar UGM Koentjoro mengungkapkan, selain masukan, UGM juga memberikan buku putih bagi pemerintah. Buku putih itu merupakan sumbangan UGM yang berasal dari pakar di kampus tersebut.

“Salah satu masukan kami adalah inovasi dan kolaborasi,” imbuhnya.

Baca Juga:Kapal Jurnalis yang Terbalik di Labuan Bajo Sempat Angkut 2 Menteri Jokowi

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini