Meski begitu, travelers juga dapat melihat perpaduan gaya arsitektur khas Tionghoa dan Eropa. Salah satu yang menarik, bentuk pintu depannya dan juga pilar-pilar besar menghiasi bangunan lawasa itu.
Bagian lantai rumah Tan Jin Sing memiliki ubin kuno khas bangunan Belanda zaman dulu. Di bagian belakang rumah, ada pula halaman yang cukup besar.
Jika dikira-kira, luas rumah Tan Jin Sing dulu mencapai satu hektare. Kini, bagian dalam rumah itu tampak tak terurus karena proses perbaikan masih berjalan.
Saat ini Rumah Tan Jin Sing sudah dibeli Pemda Yogyakarta dan tengah direstorasi. Namun, jika beruntung, travelers dapat meminta izin untuk melihat-lihat sejenak.
Baca Juga:Gubernur Jawa Tengah Protes Honorer Dihapus: Kami Bisa Kekurangan Pegawai
Setelah restorasi selesai, rencananya rumah ini akan dijadikan sebuah museum yang berisi sejarah peranakan secara makro dan juga kisah Tan Jin Sing selaku pemiliknya dulu.
Travelers yang ingin melihat langsung rumah Tan Jin Sing bisa berkunjung ke daerah Kampung Ketandan. Lokasi rumah ini pun tergolong mudah ditemukan.
Bagaimana? Tertarik untuk melihat langsung bekas rumah sang kapitan Tionghoa yang menjadi legenda di kota Yogyakarta ini?