SuaraJogja.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapat rapor merah dari demonstran di tengah acara "Government Gathering on Good and Green Government", yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (18/2/2020).
Video ketika salah satu demonstran maju dengan membawa kertas merah dan menyerahkan kepada Ganjar beredar di media sosial.
Rekaman video tersebut diunggah oleh Ketua BEM UMY Muhammad Iqbal Khatami melalui akun Twitternya, @iqbalkhatami21, Rabu (19/2/2020).
Tampak seorang mahasiswa berjalan dari tengah tempat duduk penonton menuju ke panggung. Ganjar dan pemabwa acara masih berada di atas panggung ketika demonstran ini mendekat.
Baca Juga:Negosiasi Gagal, Perang Turki - Suriah Kini Diambang Mata
Ia langsung bersalaman dengan Ganjar dan menyerahkan map dengan warna merah tersebut. Tidak berselang lama, Ganjar dan pembawa acara dengan halus memintanya turun dari panggung.
Dalam unggahan tersebut Iqbal menulis, "Ganjaran Rapor Merah untuk Ganjar. Tiap mahasiswa punya cara berekspresi dan berperan masing-masing, tak ada alasan untuk menyatakan mana yang lebih baik. Termasuk aksi mengacungkan Rapor merah yang saya lakukan dalam ruangan ketika Pak Ganjar kemarin ketika selesai memberi materi".
Mendapat rapor merah dari demonstran, Ganjar membalas melalui unggahan di akun Twitter pribadinya, Kamis (20/2/2020).
Ganjar merasa aksi demonstran ini boleh juga. Ia bahkan memberi semangat kepada Presiden BEM UMY.
"Aksimu boleh juga. Kesempatan pertama yang saya berikan kepada panjenengan untuk bertanya. Pertanyaan Anda terkait dengan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Saat saya jawab rasanya panjenengan ok-ok saja. Semangat terus bro!" cuit Ganjar.
Baca Juga:Bintang Sinetron Anak Langit Aulia Farhan Sudah Lama Ditarget Polisi
Gubernur Jateng ini juga membalas cuitan Iqbal yang menyebut dirinya sempat kaget saat mendapat rapor merah.
"Ada sedikit ekspresi shock dari muka Pak Ganjar ketika saya memberikan rapor merah ke beliau, seharusnya beliau juga ikut shock melihat hari ini masih banyak masyarakat yang menjadi korban pembangunan beliau yang minim pengutamaan aspek masalah ekologi," tulis Iqbal.
Ganjar mengelak disebut kaget mendapat rapor merah. Ia mengira orang yang memberikan rapor merah adalah peserta seminar.
"Maaf saya belum sempat 'shock' karena Anda tidak cerita isi map itu. Kirain Anda akan interupsi di awal," balas Ganjar.
Ia menambahkan, "Maaf saya telat tahu kalau Anda salah satu demonstran. Saya kira Anda peserta seminar. Tapi tetap semangat ya. Kamu keren kok".
Sebelumnya, saat dihubungi SuaraJogja.id, Rabu (19/2/2020), Iqbal merasa kecewa karena aksi unjuk rasa yang dilakukan BEM UMY bersama BEM SI DIY tidak mendapatkan tanggapan serius.
"Untuk aksi rapor merah kemarin, itu sebagai bentuk peringatan kita yang isinya adalah kajian permasalahan ekologi yang ditujukan ke Pak Ganjar dan Pak Anies. Namun, berhubung Pak Anies tidak datang, jadi kajian hanya diberikan kepada Pak Ganjar," ungkap Iqbal.
Ia menambahkan, "Karena sesi dialog terbatas, di mana kita hanya mendapat satu kali kesempatan berbicara, dan ternyata tidak ada kesempatan untuk audiensi, maka kita memutuskan untuk menyerahkan langsung rapor merah tersebut ke beliau di sela acara".
Mahasiswa yang ikut unjuk rasa menyayangkan, Ganjar tidak mau membuka dan membaca rapor merah yang diberikan mahasiswa.
Dia, kata Iqbal, justru mengeluarkan statement yang menurut mahasiswa tidak patut dikeluarkan oleh seorang pelayan publik.
"Begitu pula ketika kami mengajukan follow up dari kajian yang kami berikan, beliau menolak secara halus," ungkapnya.
Mahasiswa berharap, baik Ganjar maupun Anies bisa melakukan evaluasi dan peninjauan kembali kepada seluruh proyek pembangunan yang bermasalah di Jawa Tengah maupun DKI Jakarta. Selain itu, ada pemenuhan hak-hak masyarakat terdampak yang dirampas secara adil.
"Jangan sampai pembangunan hanya memihak kepada pemilik modal," imbuhnya.