- Menteri Sosial memastikan hak wali asuh dan wali asrama di SR terpenuhi
- Pengaturan jam kerja juga sudah disesuaikan
- Wali asuh dan wali asrama harus selalu memberikan pendampingan yang tepat untuk siswa
SuaraJogja.id - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul memastikan terpenuhinya hak-hak bagi wali asuh dan wali asrama yang tergabung dalam program Sekolah Rakyat (SR).
Hal itu mencakup honor hingga insentif sesuai kinerja.
"Ya kewajiban dan hak sudah ada yang tertulis ya mereka tentu mendapatkan honor, insentif sesuai dengan kinerjanya," kata Gus Ipul kepada wartawan di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Rabu (10/9/2025).
Selain honor dan insentif, Gus Ipul bilang jam kerja para wali asrama dan wali asuh pun sedang diatur secara lebih detail.
Baca Juga:Dinamika Mengejutkan di Sekolah Rakyat: Dari Rindu Rumah Hingga Rehabilitasi Kecanduan Rokok
Sehingga ada aturan yang lebih baik terkait jam kerja tersebut.
"Mereka punya hak-haknya sesuai dengan ketentuan, mereka semua adalah bagian dari ASN atau PPPK. Jadi mereka sudah tahu itu ketentuan-ketentuannya mereka punya haknya," tegasnya.
Tiga Dosa Besar Diawasi Ketat
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul menegaskan tiga hal yang disebut sebagai dosa besar di lingkungan pendidikan termasuk pada program Sekolah Rakyat (SR).
Tiga hal itu yakni perundungan atau bullying, kekerasan fisik dan seksual, dan intoleransi.
Baca Juga:Dari Irigasi Kumuh ke Jalur Rafting: Gerakan Pemuda Sleman di Selokan Mataram Ini Inspiratif
Menurut dia tiga persoalan krusial itu tidak boleh terjadi di lingkungan pendidikan.
Ia mengingatkan bahwa potensi penyimpangan harus diantisipasi sejak dini oleh semua pihak yang terlibat.
"Harus dicegah sejak dini, dimitigasi, kalau wali asrama, wali asuh melihat tanda-tanda ini segera laporkan dan kita carikan solusi," ucap Gus Ipul.
Wanti-wanti itu tidak hanya diberikan kepada para siswa di Sekolah Rakyat.
Melainkan juga kepada wali asuh dan wali asrama yang mendampingi mereka.
"Jadi kalau ada wali asuh, wali asrama yang punya kecenderungan tiga hal ini [bullying, kekerasan dan intoleransi] lebih baik mengundurkan diri aja, sebab pada saatnya akan ketahuan," tegasnya.
Lebih jauh, Gus Ipul menegaskan, pendekatan yang digunakan bukan sekadar hukuman, melainkan rehabilitasi.
"Kita tidak singkirkan mereka begitu saja tapi kita akan rehabilitasi, kita punya panti-panti rehab, supaya mereka juga menjadi lebih baik dan normal kembali," ucapnya.
Untuk mencegah hal-hal tersebut, Kemensos akan memperkuat sistem pengawasan.
Baik pengawasan di lingkungan internal sekolah atau pengawas yang diberikan oleh Kemensos.
Ia memastikan, pengawasan tidak akan berjalan sendiri, melainkan disertai dengan pembekalan dan evaluasi berkala.
Dukungan teknologi dalam sistem manajemen Sekolah Rakyat pun disiapkan untuk meningkatkan pengawasan.
"Di samping ada pembekalan, monitoring dan evaluasi dan juga pengawasan, ini secara simultan. Ya ada yang menggunakan teknologi juga CCTV misalnya atau juga manajemen yang berbasis digital itu semua yang kita siapkan," kata dia.