- Sejumlah pemuda di Sleman menginisiasi wisata murah di Selokan Mataram
- Awalnya hanya iseng yang menjadi ide kreatif
- Harapannya gerakan kecil ini bisa menular ke masyarakat lain
SuaraJogja.id - Di tengah hiruk pikuk Yogyakarta yang kian padat, ada sudut sederhana di Dusun Trini, Trihanggo, Gamping, Sleman, yang mulai mencuri perhatian.
Bukan kafe estetik atau taman buatan pemerintah, melainkan sebuah irigasi Selokan Mataram yang sudah lama ada di sana sejak lama.
Di tangan sekelompok pemuda, Selokan Mataram yang biasanya hanya dianggap jadi jalur air irigasi kini perlahan berubah wajah.
Tidak sebatas irigasi atau bahkan tempat buang sampah pihak tak bertanggungjawab saja. Kini Selokan Mataram menjelma ruang baru untuk berkegiatan masyarakat.
Baca Juga:Bocah Pemancing Temukan Arca Kuno di Sungai Sleman: Diduga Peninggalan Mataram Kuno
Berawal dari iseng dan berkembang menjadi gerakan sederhana: membersihkan, merawat, lalu menikmatinya bersama-sama dengan wahana kano.
Dari Iseng Jadi Gerakan
Di balik ide ini ada Ilham Haris Almeida Rahman (22), salah satu warga setempat yang tergabung dalam kelompok pemuda dusun.
Awalnya, ia bersama rekan-rekannya hanya ingin mencari kesenangan dekat rumahnya.
"Jadi, kita tuh bagaimana, sih, caranya memanfaatkan selokan [Mataram] yang ada di area dekat rumah kita itu jadi tempat yang menarik," kata Ilham saat dihubungi, Selasa (9/9/2025).
Baca Juga:Langit Jogja Akan Memerah, Gerhana Bulan Total Minggu Malam Bisa Dilihat Sempurna
Bak gayung bersambut gerakan itu kemudian bermula dari momentum bersih-bersih saat peringatan 17 Agustus lalu.
Waktu itu, selokan dibersihkan untuk lomba, sekaligus menjadi titik balik.
"Sekalian aja dibersihkan arena yang mau kita untuk kegiatan rafting ini," ungkapnya.
Dari situ, mereka awalnya hanya iuran untuk membeli satu perahu karet. Kemudian bertambah lagi seiring antusiasme pemuda-pemudi di sana.
Kini, kelompok kecil itu sudah memiliki lima kano berbahan karet dan PVC.
Respon positif dari masyarakat bahkan membuat mereka mulai memikirkan izin resmi untuk mengembangkan kegiatan ini lebih jauh.
Kebersihan Jadi Tujuan Utama

Di balik tawa dan keseruan naik kano di Selokan Mataram, ada misi serius yang ingin diangkat para pemuda itu.
Ilham menegaskan tujuan utamanya adalah menjaga lingkungan Selokan Mataram.
"Selain buat membuat tempat yang menyenangkan untuk kami itu, ya, tujuan salah satunya untuk menjaga atau melestarikan lingkungan sekitar kita," ujar Ilham.
Selokan Mataram yang membentang panjang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu memang lama dipandang sebelah mata.
Apalagi kemudian tak sedikit titik dipenuhi sampah plastik, pecahan kaca, hingga limbah rumah tangga lainnya.
Bahkan, kata Ilham, para pemuda masih kerap menemukan bangkai hewan di aliran air saat melakukan pembersihan.
Dalam satu kali aksi pembersihan saja, tak kurang dari enam karung sampah berhasil diangkut oleh para pemuda.
"Kami lebih konsenkan ke beling yang ada di selokan sih. Pecahan kaca, pecahan keramik, dan lain-lain. Kami lebih konsenkan ke situ dulu, dengan alasan keamanan," tuturnya.
Mereka sadar, kebersihan adalah syarat utama sebelum selokan bisa jadi tempat yang aman dimainkan.
Ia bilang bersih-bersih Selokan Mataram dilakukan setiap pekan sebelum digunakan untuk rafting atau bermain kano.
Harapan para pemuda itu sederhana, yakni gerakan kecil ini dapat menular.
Warga kampung lain yang berada di Selokan Mataram maupun di sekitarnya pun ikut peduli.
Dengan begitu, Selokan Mataram dapat terjaga kebersihannya dan nyaman digunakan sebagai ruang hidup warganya.
"Jadi selama ini kan image selokan kan yang cuma apa tempat irigasi, tempat buang, bahkan buang sampah dan lain-lain. Nah, dengan kebersihan selokan itu kan jadi lebih nyaman dipandang dan juga lebih nggak ragu gitu buat nyemplung, buat ikut nyebur ke situ," tandasnya.
"Semoga saja masyarakat lainnya juga ikut peduli dan ikut menjaga," tambahnya.
Wisata Datang Sebagai Bonus
Kebersihan dan kenyamanan lingkungan itu, bahkan tak jarang berbuah manis.
Mulai dari iseng hingga kepedulian tentang lingkungan, kemudian melahirkan daya tarik baru.
Anak-anak hingga orang dewasa kini penasaran ingin mencoba menyusuri aliran Selokan Mataram dengan kano.
Ilham bilang dari sekitar area Westlake hingga Desa Trini setidaknya memilik panjang 1,5 kilometer.
"Kalau kemarin yang kami sudah lakukan itu dari atas Westlake itu sampai Desa Trini, ya kurang lebih 1,5 kilometer lah," ucapnya.
Beberapa titik bahkan menyajikan tantangan kecil. Di bawah jembatan Westlake misalnya, arus cukup kencang.
Kemudian ada di dekat Masjid Al-Ihsan terdapat bendungan yang membuat air bergolak lebih deras.
Spot-spot ini menjadi sensasi tersendiri, menghadirkan rasa seperti rafting meski hanya di Selokan Mataram.
Namun, Ilham dan teman-temannya belum ingin membuka kegiatan rafting ini secara resmi untuk umum atau secara komersil untuk wisata. Alasannya sederhana, izin dari padukuhan maupun desa masih diproses.
"Jadi, selama ini kan kami belum izin ke padukuhan, belum izin ke kelurahan yang selokan itu dilewati, gitu ke area yang dilewati," ucapnya.
"Nah, oleh karena itu, kami mengizinkan atau memperbolehkan teman-teman yang ada di desa itu untuk ikut. Sedangkan untuk komersil, untuk umum itu kami belum, belum bisa tampung, gitu," tambahnya.
Namun, bagi masyarakat yang penasaran atau bahkan ingin ikut dalam gerakan bersih-bersih Selokan Mataram sangat dipersilakan.
Selain izin, Ilham bilang pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai safety dan keamanan saat melakukan rafting.
Tak hanya itu komunikasi pun dilakukan kepada beberapa UMKM di sekitar.
Harapannya, jika kegiatan itu berkembang menjadi wisata maka dapat megembangkan ekonomi warga.
"Destinasi wisata itu bonusnya. Output utamanya tetap kebersihan," pungkasnya.