Jenazah Sahabat yang Ikut Sursung Ditemukan, Zahra Tinggalkan Pertandingan

Zahra sengaja meminta izin kepada pelatih volinya untuk meninggalkan pertandingan jika sahabatnya ditemukan dan segera dimakamkan.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 24 Februari 2020 | 07:40 WIB
Jenazah Sahabat yang Ikut Sursung Ditemukan, Zahra Tinggalkan Pertandingan
Sahabat karib korban meninggal susur sungai SMPN 1 Turi, Zahratunisa Rachmadani, ditemui wartawan dalam acara doa bersama dan salat ghaib di aula Balai Desa Donokerto, Turi, Sleman, Minggu (23/2/2020) malam. - (Suara.com/Baktora)

SuaraJogja.id - Kepergian 10 Pelajar SMPN 1 Turi yang terlibat tragedi susur Sungai (sursung) Sempor pada Jumat (21/2/2020) tampaknya tak hanya menjadi duka bagi keluarga yang ditinggalkan. Sejumlah teman satu sekolahnya memiliki kenangan dan rasa kehilangan yang dalam.

Seperti yang dirasakan Zahratunisa Rachmadani, dara manis yang ditemui SuaraJogja.id saat acara doa bersama dan salat gaib di aula Balai Desa Donokerto, Turi, Sleman, Minggu (23/2/2020), ia memiliki kenangan yang tak bisa dilupakan bersama Yasinta Bunga, salah satu korban susur sungai maut yang mayatnya ditemukan di hari terakhir pencarian, Minggu (23/2/2020) pukul 05.30 WIB.

"Saya merasa kehilangan sekali dengan kepergian Bunga [Yasinta Bunga]. Terkahir kami bertemu ketika hari Jumat kemarin, dia ikut Pramuka, sementara saya berlatih voli karena persiapan pertandingan pada Minggu ini," terang Zahra.

Sosok Bunga, menurut Zahra, adalah orang yang pendiam, lembut, dan jarang marah. Anak dari pasangan Hesti Wartini dan Suraji itu juga memiliki potensi membuat cerita pendek (cerpen) yang cukup menggugah teman satu kelasnya.

Baca Juga:Susur Sungai Tewaskan 10 Pelajar, Siswa SMPN 1 dan Warga Salat Gaib

"Saya dan Bunga itu sahabat karib, jika saya sendirian dia kerap menemani saya di kelas, bagitu juga sebaliknya. Bunga ini anaknya lembut, rajin. Memang dia pendiam, tapi jika menulis karangan cerita atau cerpen bagus sekali," ungkap siswi kelas 7 B di SMPN 1 Turi itu.

Zahra mengaku, sejak sahabatnya dinyatakan hilang saat kegiatan Pramuka di Lembah Sempor, ia kesulitan tidur karena gelisah dengan nasib Bunga yang tak kunjung ditemukan.

"Saya sampai sulit tidur, kepikiran terus. Bayangkan saja, sahbat yang sudah bertahun-tahun bersama hilang. Saya juga sampai berharap dia ditemukan dalam keadaan yang sehat," katanya.

Peti jenazah pelajar SMPN 1 Turi, Yasinta Bunga Maharani, satu dari 10 korban susur Sungai Sempor, di TPU Dadapan, Sleman, Minggu (23/2/2020). - (Suara.com/Baktora)
Peti jenazah pelajar SMPN 1 Turi, Yasinta Bunga Maharani, satu dari 10 korban susur Sungai Sempor, di TPU Dadapan, Sleman, Minggu (23/2/2020). - (Suara.com/Baktora)

Hari demi hari berlalu, harapan Zahra bahwa sahabatnya ditemukan dengan keadaan hidup akhirnya pupus. Di hari ketiga pencarian oleh tim gabungan SAR, Bunga ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.

"Mendengar kabar itu [Bunga ditemukan dengan keadaan meninggal], tangis saya pecah. Saya berharap Bunga masih bisa berkumpul dengan teman-teman lain dan jadi tempat curhat saya ketika ada masalah," kenang Zahra.

Baca Juga:Rudy Sempat Dapat Kode Sebelum Temukan Korban Terakhir Susur Sungai Sempor

Zahra membeberkan, saat sahabatnya ditemukan dan segera dimakamkan, dia sengaja meminta izin kepada pelatih volinya untuk meninggalkan pertandingan. Hal itu dia lakukan lantaran Bunga sudah menjadi sahabat yang tak terpisahkan darinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak