SuaraJogja.id - Hujan abu vulkanis dampak erupsi Gunung Merapi pada Selasa (3/3/2020) pagi membuat waspada para pedagang burung di Pasar Burung dan Ikan Depok Solo. Sebab, tak hanya menganggu kesehatan burung, kematian juga bisa terjadi akibat abu vulkanis itu.
Ketua Paguyuban Pasar Burung dan Ikan Depok Solo, Suwarjo, mengatakan bahwa sebelum hujan abu mengguyur Kota Solo, mulanya para pedagang menjemur burung-burungnya di depan kios. Namun, ketika terpantau hujan abu, mereka bergegas mengevakuasi burung-burung ke dalam kios.
Burung-burung mahal, atau seharga lebih dari Rp1juta, lantas dikerudungi. Burung tersebut antara lain burung murai batu, cucak rawa, dan poksai. Hal itu mereka lakukan karena khawatir kejadian pascaletusan Gunung Kelud pada 2014 terulang.
"Belajar dari dampak letusan Gunung Kelud lalu, banyak burung yang mati akibat terpapar abu atau tempat minum burung kemasukan abu. Kami segera menginformasikan kepada seluruh pedagang untuk menjaga kesehatan burung karena abu ini mudah menganggu kesehatan khususnya pernafasan burung," ujarnya saat dijumpai Solopos.com -- jaringan SuaraJogja.id -- di sela-sela kegiatannya, Selasa.
Baca Juga:Suami Beli Masker Satu Boks Rp 550 ribu, Donita: Gila Yah!
Suwarjo menyebutkan, mengerudungi burung menjadi satu-satu jalannya untuk menjaga burung tidak mudah stres dan membuat burung macet atau enggan berkicau. Ia menerangkan pula, 360-an pedagang tanggap mengevakuasi burung hingga hujan abu reda dan seluruh burung masih dalam kondisi sehat.
Menurutnya, meski tidak terlalu berpengaruh pada kesehatan burung, tetapi hujan abu kali ini sedikit berpengaruh pada jumlah pembeli. Ia menjelaskan, penurunan jumlah pengunjung pasar disebabkan, warga enggan keluar rumah karena kesulitan memperoleh masker.
Sementara itu, pedagang burung lainnya, Muh Faesol, mengatakan bahwa hujan abu kali ini tidak terlalu berpengaruh bagi kondisi kesehatan burung. Namun, sebagai langkah antisipasi, burung jualannya disimpan di dalam kios.