Kasus DBD di Bantul Melonjak Lebih Dari 2 Kali Lipat

Kasus DBD melonjak dari 50 kasus menjadi 253 kasus.

M Nurhadi
Rabu, 11 Maret 2020 | 15:55 WIB
Kasus DBD di Bantul Melonjak Lebih Dari 2 Kali Lipat
Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang menularkan virus dengue. (Sumber: Shutterstock)

SuaraJogja.id - Disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Tri Wahyu Joko Santoso, terjadi peningkatan kasus DBD yang sangat signifikan di Yogyakarta.

Ia menyampaikan, hal ini terjadi sejak awal bulan Februari tahun 2020. Kasus yang awalnya berjumlah 50, melonjak menjadi 115 kasus dan kini sampai di angka 253 kasus.

"Kasus terbanyak ada di Kecamatan Sewon yakni 31 kasus; disusul Kecamatan Pandak 26 kasus; Kasihan 17 kasus; dan Banguntapan 14 kasus. "Rata-rata rentang usia yang terserang DBD ini antara 5-15 tahun," kata Tri Wahyu Joko Santoso, melansir dari Harianjogja.com, hari Rabu (11/3/2020).

Oky, panggilan Tri Wahyu Joko Santoso, juga menjelaskan, meski mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah kasus ini sama dengan yang terjadi tahun 2019 lalu.

Baca Juga:Bertemu PSSI, APPI Minta Pengampunan 2 Pemain Terhukum

Namun, yang membedakan adalah tingkat kesembuhan pasien penyakit akibat nyamuk Aedes aegypti ini juga cukup tinggi karena kecepatan penanganan dari petugas kesehatan.

"Sampai saat ini belum ada (pasien DBD) yang meninggal. Dan jangan sampai ada," kata Oky.

Ia juga menyampaikan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keadaan ini dengan memeriksakan diri di fasilitas kesehatan terdekat ketika mendapati gejala demam

"Secara berkala, dinas terkait akan memantau kegiatan peberantasan sarang nyamuk (PSN) di masing-masing kecamatan," ujar Oky.

Ia juga menekankan pentingnya pemberantasan PSN sebagai salah satu langkah menangkal penyebaran demam berdarah dengan senantiasa melakukan gerakan 3M plus.

Baca Juga:Gadis Cantik Pemasang Behel Dibunuh, Mayatnya Dibuang ke Sungai Sidoarjo

Ditambah lagi, tiap puskesmas juga sudah dibagi larasida yang bisa digunakan masyarakat secara gratis. Larvasida tersebut ditaburkan ke kolam, sumur atau wadah air lainnya. Air yang tercampur larvasida juga dipastikan aman untuk dikonsumsi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak