"Penelitian yang dilakukan oleh Chan dkk (2016) menunjukkan bahwa di tengah situasi wabah penyakit, media sosial menimbulkan kecemasan yang lebih tinggi jika dibandingkan media tradisional [TV, surat kabar]," ungkap Wulan.
Ia menuturkan, salah satu cara penting untuk mengatasi kecemasan yang kemudian berakibat pada psikosomatis ini adalah dengan membatasi diri dari terlalu banyak informasi mengenai COVID-19, menyaring informasi yang masuk, dan memastikan mendapat informasi dari sumber yang benar.
Kemudian, kata dia, masyarakat juga perlu mengenali diri sendiri. Jika sudah merasa overwhelmed atau kelelahan dengan berbagai berita yang simpang siur, Wulan menyarankan untuk menghentikan semua kegiatan yang berkaitan dengan itu, mulai dari browsing hingga membicarakan topik mengenai wabah COVID-19.
Baca Juga:Apa Itu Karantina Wilayah, RS dan Lab Rujukan hingga Cara Buat Disinfektan