SuaraJogja.id - Kepatuhan warga Jogja untuk meminimalisasi aktivitas di luar rumah demi memerangi corona tampaknya tak bertahan lama. Belakangan ini, jalanan Jogja sudah ramai lagi seakan kondisi sudah aman. Padahal menurut pakar, sikap tak acuh warga bisa berimbas pada makin mundurnya akhir pandemi.
Pengguna akun @fauzibadalah, misalnya, mengungkapkan bahwa Jogja memang sudah ramai lagi. Ia mendeskripsikan secara singkat suasana Jogja belakangan ini di tengah pandemi corona.
"Jalanan makin ramai ya. Semoga baik-baik saja. Penjagaan portal juga makin banyak orangnya, pakai masker cuma nyantel doang, wong bapak-bapaknya pada udud," tulisnya di Twitter, Kamis (16/4/2020).
Cuitan itu kemudian dibagikan ulang akun resmi @jogjaUpdate. Rupanya tak hanya @fauzibadalah yang berpikiran demikian. Warganet lain ikut menggambarkan suasana Jogja yang sudah kembali ramai ini.
Baca Juga:Tahun Depan Semua Orang Ingin Keluar Menikmati Alam Usai Covid-19 Berlalu
"Ndesane kancaku nggon portal e ditambahi angkringan malah. Po ra jos," ungkap @zulfa_anwari.
"Bener banget, Min. Wates lho udah pada pede ngumpul2, jalan2, tempat2 juga udah pada rame," tambah @srisumaryani.
"Kampungku tidak hanya udud. Mba-mba ibu-ibu tiap sore mulai nimbrung nongkrong. Ada tenda ada banyak kursi motor parkir jejer2. Rekane arep tak tekake gerobak penthol sisan ben soyo gayeng," jelas @klickadryan.
Situasi Jogja yang ramai saat ini diakui pula oleh Dinas Kominfo DIY. Melalui Twitter, Dinas Kominfo DIY mengingatkan bahwa saat ini pandemi virus yang menyebabkan COVID-19 masih belum selesai.
"Sedulur akhir-akhir ini mulai ngerasa ndak, kalau di beberapa jalanan Yogyakarta sudah mulai ramai dengan berbagai aktivitas? Tapi tunggu bentar, ingat ndak kalau sekarang masih dalam pandemi Covid-19?" kicau akun resmi @kominfodiy.
Baca Juga:Pemerintah Dapat Bantuan 8.000 Tes PCR Gratis
Pada kicauan tersebut diunggah juga tiga poin yang telah disampaikan Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Sunyoto Usman terkait sikap masyarakat dan pandemi corona yang masih berlangsung ini.
"Prof Dr Sunyoto Usman (Sosiolog UGM) membeberkan beberapa alasan kenapa warga mulai melakukan aktivitas di luar rumah dikarenakan warga masyarakat merasa sudah aman dari COVID-19," terang @kominfodiy.
Selain itu, Sunyoto juga menyampaikan bahwa pemberian informasi tentang kondisi Jogja terkait COVID-19 harus dilakukan secara hati-hati. Kegiatan warga Jogja di luar rumah, kata SUnyoto, juga perlu disertai kontrol yang ketat dair pihak berwenang.
Dinas Kominfo DIY pun mengingatkan warga Jogja tentang penelitian alumni UI beberapa waktu lalu. Pihaknya memperingatkan bahwa akhir pandemi bisa mundur dari prediksi jika masyarakat tidak disiplin melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing dan nekat berkerumun.
"Masih ingat postingan beberapa hari yang lalu terkait penelitian dari Alumni UI? Benar Sedulur, jika kita disiplin #diRumahAja, kemungkinan besar pandemi ini akan segera berakhir di akhir Mei atau awal Juni. Tapi apabila kebalikannya, maka pandemi ini akan makin lama kita lewati," tulis @kominfodiy.
"Oleh sebab itu, mari kita melaksanakan physical distancing dan tetap #stayathome, agar pandemi ini segera berakhir," tutupnya.
Diberitakan SuaraJogja.id sebelumnya, pakar statistika yang juga alumnus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (MIPA UGM) Dedi Rosadi memprediksi, pandemi corona di Indonesia baru akan berakhir pada akhir Mei 2020 mendatang.
Dedi menyebutkan, pengurangan jumlah pasien positif COVID-19 akan terjadi mulai pertengahan Mei 2020, tetapi dengan catatan, kebiasaan mudik maupun tarawih di masjid selama Ramadan ditiadakan. Selain itu, kebijakan partial lockdown dan pembatasan sosial juga harus dilakukan secara ketat. Dengan demikian, pandemi bisa mulai memasuki masa pemulihan pada awal Juni 2020 mendatang.