2. Menuntut Universitas Islam Indonesia SEGERA membentuk tim adhoc yang berpihak pada penyintas berisikan mahasiswa, dosen, dan juga bidang kemahasiswaan guna menyelidiki kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh Ibrahim Malik.
3. Menuntut Universitas Islam Indonesia untuk menjamin keamanan penyintas. Termasuk mendapatkan jaminan akses pendampingan psikologi.
4. Menuntut Universitas Islam Indonesia untuk membentuk tim penyusun draft regulasi khusus penanganan kasus kekerasan seksual (terdiri dari dosen, mahasiswa, dan psikolog) yang berpihak pada penyintas di lingkungan kampus untuk SEGERA disahkan.
Tuntutan ini, tanpa mengesampingkan upaya pendekatan-pendekatan konseling kepada penyintas, kami melihat butuh upaya yang lebih besar dan luas. Perjuangan melawan kekerasan seksual tidak dapat sepenuhnya dibebankan pada penyintas.
Baca Juga:Warga Situbondo Geger, Benda Jatuh dari Langit Timpa Rumah, Ternyata...
Belajar dari kasus kekerasan seksual di institusi pendidikan, perlawanan terhadap kekerasan seksual adalah perjuangan yang terjal dan berliku. Tak jarang kampus cenderung melindungi nama baiknya. Maka dari itu dibutuhkan uluran tangan solidaritas dari kita semua untuk terlibat secara aktif memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan mendesak hari ini. Tanpa solidaritas aktif dari kita semua, tidak akan ada lingkungan UII yang terbebas dari kekerasan seksual. Tanpa perlawanan, Ibrahim Malik akan terus diberikan ruang oleh pihak kampus.
Kita tidak perlu menunggu lebih banyak korban lagi untuk menjadikan kampus aman dan bebas dari kekerasan seksual. Terakhir, tak henti-hentinya apresiasi yang begitu besar teruntuk para penyintas yang sudah berani melawan segala bentuk kekerasan seksual. Kami bersama kalian! Keberanian penyintas adalah semangat kami untuk terus berjuang hingga keadilan bagi korban dapat direbut. Tidak berhenti disitu saja, kemenangan dalam kasus ini akan menjadi batu loncatan perjuangan melawan kekerasan seksual di kemudian hari," demikian tulisan dalam rilis tersebut, yang diterima SuaraJogja.id, Rabu (29/4/2020).
Kontributor : Uli Febriarni