SuaraJogja.id - Selama pandemi corona berlangsung, transaksi jual-beli di Pasar Kuliner Angkruksari, Donotirto, Kretek, Bantul menurun hingga 80% akibat berkurangnya pelanggan yang datang.
Ketua Paguyuban Pusat Kuliner Angkruksari, Cedet Sarwono mengatakan, hanya pedagang makanan kecil seperti gorengan dan makanan ringan saja yang masih berjualan. Sementara pedagang makanan besar seperti nasi goreng memilih untuk menutup kedainya.
"Hanya menu kecil saja yang berjualan, selama pandemi ini 80% penurunan menurun," kata Cedet saat dihubungi Suarajogja, Kamis (30/4/2020).
Cedet menyampaikan, dari lima puluh empat pedagang yang ada di Pasar Kuliner Angkruksari, hanya ada delapan pedagang saja yang masih berjualan dan membuka kedainya.
Baca Juga:PNS yang Terpaksa Keluar Daerah Harus Dapat Izin Atasan
Selama pandemi, jam operasional pasar juga dibatasi hanya mulai pukul 15.30 WIB hingga 20.00 WIB saja. Selain itu pembelian juga dibatasi tidak boleh makan ditempat. Pelanggan yang datang diminta untuk membawa pulang makanan yang dibeli.
"Jauh dari tahun sebelumnya, biasanya saat ramadan banyak pelanggan yang datang berbelanja buka puasa," imbuhnya.
Cedet mengaku penjualan tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Biasanya saat Ramadan banyak pengunjung yang datang berburu menu buka puasa atau untuk mencari aluk untuk makan sahur.
Biasanya saat bulan Ramadan, Cedet yang juga membuka usaha berjualan gorengan dapat menghabiskan 30kg tahu dan 30 kg tempe. Sementara saat ini, ia paling banyak hanya menjual 5kg tahu dan 3 papan tempe saja.
Dewasa ini, ada banyak pelaku usaha yang mulai memanfaatkan teknologi digital dan menjual dagangan mereka secara online. Sementara Cedet dan beberapa pedagang di Pasar Kuliner Angkruksari mengaku belum siap berdagang secara online.
Baca Juga:Tiga Santri Positif Corona Sempat Pimpin Salat Jemaah, Dua Desa Dikarantina
"Bingung, nanti kalau mau menawarkan di medsos ternyata kita hari itu gak buka, malah kasian pembelinya kecilek," tukasnya.
- 1
- 2